Pengertian Smoke Detector

Pengertian Smoke Detector, Jenis dan Cara Kerjanya

Posted on

Finoo.id – Pengertian Smoke Detector, Jenis dan Cara Kerjanya. Salah satu alat yang sangat penting dan menjadi yang pertama kali berfungsi dalam sistem pemadam kebakaran adalah smoke detector.

Tidak mengherankan bahwa banyak bangunan dan gedung di Indonesia yang sudah dilengkapi dengan sistem smoke detector.

Hal ini karena tanpa alat ini, sistem lain yang terhubung dengan pemadam kebakaran otomatis tidak akan dapat beroperasi.

Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan membahas pengertian smoke detector dan cara kerjanya. Mari kita simak penjelasannya di bawah ini.

Sejarah Smoke Detector

Awalnya, alat pendeteksi asap ini merupakan penemuan yang tidak disengaja yang dilakukan oleh Walter Jaeger pada tahun 1930-an.

Awalnya, tujuan Walter adalah menciptakan alat pendeteksi asap beracun di dalam ruangan. Namun, ketika ia mencoba ujicoba dengan menggunakan sampel asap beracun, alat yang ia buat tidak menghasilkan sinyal apa pun.

Namun, saat Walter menyalakan sebatang rokok dekat dengan alat tersebut, asap dari rokok tersebut masuk ke dalam sensor alat pendeteksi yang ia buat.

Pada saat itu, alat pendeteksi asap mengirimkan sinyal dan mengubah meteran di dalamnya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa alat pendeteksi ini adalah penemuan yang tidak disengaja. Meskipun pada awalnya alat pendeteksi ini hanya digunakan oleh perusahaan besar, pabrik, atau industri karena membutuhkan modal yang besar.

Barulah pada tahun 1950-an, alat pendeteksi asap berbasis ionisasi pertama kali dijual untuk umum dan diproduksi secara massal.

Pengertian Smoke Detector

Smoke Detector (Detektor Asap) adalah perangkat sensor yang dapat mendeteksi keberadaan asap yang berkelompok.

Smoke detector ini sangat penting untuk digunakan di kantor, rumah tangga, sekolah, dan industri guna mendeteksi secara dini keberadaan asap yang dihasilkan oleh kerusakan mesin atau kebakaran, sehingga dapat mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar.

Pada dasarnya, smoke detector merupakan salah satu komponen dalam sistem pendeteksian kebakaran (Fire Alarm System).

Sebuah sistem pendeteksian kebakaran umumnya terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk perangkat pendeteksi (Detector Devices), panel kontrol (Control Panel), perangkat pemberitahuan (Notification Devices), dan sumber daya listrik (Power Supply).

Baca Juga :   √ Apa Itu Kabel Jumper? Fungsi, Jenis dan Penggunaanya

Cara Kerja Smoke Detector

Cara kerja smoke detector adalah dengan mendeteksi keberadaan indikasi kebakaran di dalam ruangan di mana alat tersebut dipasang.

Smoke detector memiliki kemampuan deteksi kebakaran yang sangat akurat, karena hanya akan mengirimkan sinyal jika ada asap di dalam ruangan atau di sekitar alat tersebut.

Oleh karena itu, alat ini sangat cocok digunakan di ruangan yang memiliki banyak perangkat elektronik. Ketika terjadi korsleting atau munculnya asap, smoke detector dapat dengan cepat mendeteksi indikasi kebakaran.

Ketika smoke detector terhubung dengan panel kontrol alarm kebakaran (fire alarm control panel), sistem alarm kebakaran akan mengaktifkan semua alarm secara berurutan untuk memberi tahu penghuni bangunan bahwa ada indikasi kebakaran di dalam gedung tersebut.

Jenis Smoke Detector Berdasarkan Cara Kerja

Setelah membahas pengertian smoke detector sebelumnya, sekarang kita akan membahas beberapa jenis smoke detector berdasarkan cara kerjanya, antara lain:

1. Detektor Asap Fotolistrik (Photoelectric Smoke Detector)

Detektor Asap Fotolistrik (Photoelectric Smoke Detector) adalah jenis smoke detector yang menggunakan cahaya untuk mendeteksi keberadaan segumpal asap.

Prinsip kerja detektor ini adalah dengan mengirimkan denyutan cahaya dari lampu LED dengan optiknya secara lurus ke bagian tertentu dalam ruang detektor yang berwarna gelap.

Di posisi bagian bawah ruang detektor, terdapat sensor foto (Photocell) yang dilengkapi dengan lensa optik. Sensor foto ini akan menghasilkan arus ketika terkena cahaya. Pada kondisi tanpa asap, sinar cahaya LED akan berjalan lurus dan tidak akan menyinari sensor foto yang terletak di bawahnya.

Namun, jika terjadi kebakaran dan asap memasuki ruang detektor, cahaya akan berubah arah dan mengarah ke sensor foto (Photocell), sehingga menghasilkan sinyal yang mengaktifkan alarm.

2. Detektor Asap Ionisasi (Ionization Smoke Detector)

Detektor Asap Berbasis Ionisasi (Ionization Smoke Detector) menggunakan sejumlah kecil bahan radioaktif untuk mengionisasi udara dalam sebuah ruang terbuka yang terhubung dengan udara sekitar.

Dalam detektor ini, aliran listrik kecil yang telah diatur mengalir melalui udara yang telah terionisasi.

Apabila ada partikel-partikel akibat kebakaran yang masuk ke dalam ruang tersebut, partikel-partikel tersebut akan mengganggu pergerakan ion-ion yang normal, sehingga mengurangi aliran listrik dalam detektor. Hal ini akan mengaktifkan sinyal alarm dengan segera.

3. Detektor Asap Terproyeksi Beam (Projected Beam Smoke Detector)

Detektor Asap Proyeksi Cahaya (Projected Beam Smoke Detector) bekerja berdasarkan prinsip pengaburan cahaya dan terdiri dari lensa, pemancar cahaya, penerima cahaya (receiver), dan reflektor cahaya.

Pada kondisi normal, pemancar cahaya memancarkan sinyal cahaya yang tidak terlihat dan diterima oleh penerima cahaya.

Penerima cahaya dikalibrasi pada tingkat kepekaan tertentu berdasarkan persentase pengaburan yang ditentukan. Ketika ada asap yang menyebabkan pengaburan cahaya tersebut, sinyal akan dihasilkan dan mengaktifkan alarm.

4. Detector Asap Aspiratif (Aspirating Smoke Detector)

Detektor Asap Aspirasi (Aspirating Smoke Detector) adalah detektor asap yang menggunakan sensor cahaya yang sangat sensitif atau disebut juga Nephelameter.

Baca Juga :   √ Apa Itu Sensor Ultrasonik? Cara Kerja dan Aplikasinya

Detektor asap jenis ini bekerja dengan cara menarik sampel udara secara dinamis untuk mendeteksi adanya kontaminasi tambahan udara melalui jaringan pipa yang terhubung ke ruang sensor atau chamber.

Komponen utama dari detektor asap aspirasi meliputi jaringan pipa kecil, filter partikel, ruang sensor, sumber cahaya yang terfokus, dan penerima cahaya yang sensitif.

Ketika asap memasuki ruang sensor melalui jalur cahaya, sebagian cahaya akan tersebar dan terhalang oleh partikel-partikel asap, yang kemudian dapat dideteksi oleh sensor cahaya yang sensitif tersebut, dan akan memicu pengaktifan sinyal alarm.

5. Detektor Asap Video (Video Smoke Detector)

Detektor Asap Video (Video Smoke Detector/VSD) adalah jenis detektor asap yang bekerja berdasarkan analisis komputer dari gambar video yang diperoleh dari kamera video stkalianr (CCTV).

Komponen utama dari sistem detektor asap video atau Video Smoke Detector (VSD) ini terdiri dari satu atau lebih kamera video, komputer, dan perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis sinyal video.

Komputer menggunakan perangkat lunak khusus untuk mengidentifikasi gerakan dan pola asap yang khas. Sinyal yang mengindikasikan adanya asap ini diidentifikasi dan memicu pengaktifan alarm.

Jenis Smoke Detector Berdasarkan Cara Deteksi

Selain klasifikasi berdasarkan cara kerjanya, smoke detector juga dapat dibedakan berdasarkan metode pendeteksian, antara lain:

1. Smoke Detector 2 Wire

Smoke detector 2 kabel adalah jenis detektor asap yang menggunakan sistem dua kabel. Detektor ini dirancang dengan menggunakan bahan stainless steel pada bagian dalamnya dan sensor head yang tahan lama.

Perangkat detektor ini umumnya menggunakan sistem sensor fotoelektrik. Detektor 2 kabel ini dapat digunakan di berbagai jenis ruangan, terutama di ruangan yang membutuhkan peringatan dini terhadap kebakaran.

2. Smoke Detector 4 Wire

Smoke detector 4 kabel mendapatkan pasokan daya dari dua kabel master control fire alarm dan dua kabel sinyal fire alarm.

Dengan menggunakan sistem kerja 4 kabel, detektor ini dapat dengan mudah terintegrasi dengan berbagai jenis panel alarm (keamanan) atau panel otomasi.

Desainnya mirip dengan smoke detector 2 kabel, menggunakan stainless steel inner housing dan sensor head yang tahan lama. Detektor ini dapat dipasang di berbagai ruangan yang membutuhkan deteksi asap sebagai peringatan dini terhadap kebakaran.

3. Smoke Detector Multi

Smoke detector multi ini memiliki kemampuan untuk bekerja dengan sistem 4 kabel maupun 2 kabel. Ini memungkinkan sensor untuk terintegrasi dengan Security Alarm dan juga Conventional Fire Alarm.

Perangkat detektor ini dirancang dengan kemampuan yang akurat dalam mendeteksi segumpal asap. Selain itu, alat ini juga memiliki umur pakai yang panjang.

kalian dapat menempatkan detektor ini di berbagai tempat atau ruangan yang membutuhkan perlindungan dengan sensor asap.

4. Stand Alone Smoke Detector

Smoke detector stand alone sering juga disebut sebagai smoke detector portabel. Berbeda dengan ketiga jenis smoke detector sebelumnya, smoke detector stand alone ini dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan koneksi ke panel kontrol.

Baca Juga :   Pengertian Kabel NYM: Fungsi dan Jenisnya Secara Lengkap

kalian dapat dengan mudah menempatkan detektor ini di berbagai ruangan, seperti kamar tidur, ruang keluarga, ruang kerja, ruang belajar, dan sebagainya. Selain itu, detektor ini juga cocok untuk ditempatkan di area kerja seperti toko, kantor, kios, dan sejenisnya.

Alat ini menggunakan baterai sebagai sumber daya utamanya, sehingga kalian hanya perlu memasangnya di langit-langit menggunakan baut. kalian dapat melihat indikator LED pada perangkat untuk mengetahui apakah baterai sudah melemah atau belum.

Salah satu keunggulan dari detektor jenis ini adalah suara sirenenya. Smoke detector stand alone mampu mengeluarkan alarm dengan intensitas suara hingga 85 desibel. Dengan suara tersebut, alarm dapat terdengar hingga jarak 50 meter dari lokasi perangkat.

Tips Memasang Smoke Detector

Smoke detector memiliki peran yang sangat penting dalam manajemen kebakaran. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beberapa tips dalam pemasangannya agar dapat bekerja dengan efektif.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan smoke detector:

1. Pelajari Smoke Detector Milik kalian

Sebelum memasang alat deteksi asap, penting untuk membaca dan mengetahui jenis detektornya terlebih dahulu.

Biasanya, terdapat tkalian pada kemasannya, seperti huruf “i” untuk ionisasi atau huruf “P” untuk fotolistrik (photoelectric).

2. Pastikan Jumlah Smoke Detector di Setiap Lantai

Untuk meningkatkan keamanan secara maksimal, disarankan untuk menggunakan kombinasi dari smoke detector jenis ionisasi dan fotolistrik.

Selain itu, jika smoke detector telah digunakan dalam waktu yang lama, sebaiknya segera diganti dengan smoke detector terbaru guna memastikan kinerjanya yang optimal.

Baca Juga :

Penutup

Sebagai penutup, kita dapat menyimpulkan bahwa pentingnya memahami pengertian smoke detector tidak dapat diabaikan.

Alat ini berfungsi sebagai penjaga yang tidak kenal waktu, selalu waspada terhadap potensi ancaman kebakaran. Mengintegrasikan smoke detector dalam sistem keamanan rumah atau gedung adalah langkah cerdas untuk melindungi nyawa dan harta benda.

Akan tetapi, memiliki pengetahuan yang mendalam tentang cara kerja dan perawatan smoke detector juga sama pentingnya. Dengan pemahaman yang benar, kita dapat memastikan bahwa alat ini selalu dalam kondisi prima dan siap menghadapi ancaman kebakaran.

Semoga artikel finoo.id ini memberikan pengetahuan yang berharga bagi kalian tentang pentingnya smoke detector dan bagaimana alat ini bisa melindungi kita dan lingkungan kita dari bencana kebakaran. Ingatlah, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *