Finoo.id – Pengertian Utilitas Bangunan Berikut Penjelasan Lengkapnya. Penting untuk dipahami bahwa dalam proses perancangan bangunan, terutama gedung bertingkat, keseluruhan fungsionalitasnya tidak akan terpenuhi dengan baik jika salah satu atau beberapa sistem utilitasnya tidak mendukung. Dengan kata lain, jika sistem utilitas gedung tersebut tidak beroperasi dengan baik, hal ini akan berdampak negatif pada kinerja keseluruhan gedung.
Oleh karena itu, semua perencanaan terkait utilitas bangunan harus dilakukan sejak awal sebelum gedung mulai beroperasi. Tujuannya agar gedung dapat berfungsi sesuai harapan dan kebutuhan yang diinginkan.
Pengertian Utilitas Bangunan
Menurut pendapat dari Hartono Purbo, Utilitas Bangunan meliputi segala hal yang digunakan untuk memastikan unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas tercapai dalam suatu bangunan. Dengan demikian, secara umum, utilitas bangunan dapat diartikan sebagai berbagai fasilitas yang melengkapkan struktur bangunan untuk mendukung segala aktivitas, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar bangunan tersebut.
Fungsi Utilitas Bangunan
Ketika melakukan perencanaan dan perancangan suatu bangunan, terutama gedung bertingkat, penting untuk memberikan perhatian yang serius terhadap aspek utilitas bangunan sejak tahap awal.
Hal ini karena tujuan dari utilitas bangunan adalah memastikan bahwa gedung yang dibangun akan mampu beroperasi dengan optimal. Tanpa adanya sistem utilitas bangunan yang lengkap, keselamatan para penghuni gedung menjadi terancam.
Selain itu, utilitas bangunan juga bertujuan untuk menambahkan dimensi kenyamanan dan keamanan bagi para penghuni bangunan, sambil memberikan nilai tambah dalam hal kegunaan dan manfaat dari bangunan tersebut.
Jenis-jenis Sistem Utilitas Bangunan
Di bawah ini terdapat beberapa macam sistem utilitas bangunan yang kemungkinan akan kalian jumpai dalam suatu gedung. Diantaranya adalah:
1. Sistem perpipaan dan sanitasi
Sistem perpipaan atau sistem plumbing adalah rangkaian sistem yang digunakan untuk mengalirkan atau mengeluarkan air ke lokasi yang diinginkan tanpa mengalami gangguan atau kontaminasi di sepanjang jalurnya, serta mampu memenuhi kebutuhan penghuni bangunan dalam hal penggunaan air.
2. Sistem pencegahan kebakaran
Agar risiko kebakaran dalam sebuah bangunan dapat diminimalkan, diperlukan penerapan metode atau sistem pencegahan kebakaran. Kebakaran memiliki potensi untuk mengakibatkan dampak berupa hilangnya nyawa, kerugian materi, gangguan pada proses produksi barang dan layanan, kerusakan lingkungan, serta ketidaknyamanan dalam masyarakat.
3. Sistem udara
Gunaya mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran dalam hunian atau gedung bertingkat, terutama pada lingkungan beriklim tropis yang cenderung panas dan lembap, diperlukan usaha untuk memasok udara segar melalui sirkulasi alami dan aliran udara buatan seperti dari AC.
4. Sistem pencahayaan dan penerangan
Seorang arsitek yang merancang bangunan bertingkat perlu memahami aspek pencahayaan guna memastikan bangunan dapat mencapai penampilan yang diinginkan. Di samping itu, arsitek juga harus memperhatikan nilai tambah dari pencahayaan alami dan memanfaatkannya seoptimal mungkin.
5. Sistem komunikasi telepon
Pengembangan sistem telepon dalam perancangan gedung harus mempertimbangkan penyusunan sistem komunikasi antar ruangan (interkom) dan merancang metode komunikasi eksternal. Penyusunan ini juga harus mengakomodasi sistem manajemen kabel di gedung secara cerdas agar tidak mengganggu estetika bangunan serta memudahkan pemeliharaan.
Dalam perencanaan aliran telepon yang lebih rendah, sistem telepon harus menggunakan metode penyambungan seperti penggunaan saluran untuk mengarahkan daya seperti yang digunakan pada sistem komputer, yakni melalui jalur di lantai (floor conduit).
6. Sistem keamanan dan CCTV
CCTV atau Televisi Sirkuit Tertutup adalah sebuah perangkat yang memiliki fungsi untuk mengawasi suatu area melalui layar televisi atau monitor, menampilkan gambar yang direkam oleh kamera-kamera yang ditempatkan di berbagai sudut ruangan sesuai dengan instruksi dari departemen keamanan.
Penerapan sistem kamera dan CCTV ini terbatas pada gedung. Seluruh aktivitas di dalam gedung dapat dipantau melalui ruang keamanan. Sistem televisi sirkuit tertutup ini beroperasi secara terus-menerus selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan.
7. Sistem penangkal petir
Pada gedung bertingkat, penting untuk memastikan langkah-langkah pencegahan terhadap risiko sambaran petir dengan pemasangan sistem penangkal petir yang ditempatkan di bagian puncak bangunan. Idealnya, penangkal petir diaplikasikan pada bangunan dengan tinggi minimal 2 lantai, terutama pada bangunan yang memiliki ketinggian lebih tinggi dibandingkan bangunan di sekitarnya.
Tujuan utama dari pemasangan penangkal petir adalah melindungi gedung dari bahaya petir. Karena itu, sistem perlindungan petir harus dirancang sedemikian rupa sehingga mencakup seluruh bagian bangunan dan juga melindungi individu yang berada di dalamnya.
8. Sistem suara
Perencanaan sistem audio harus memastikan adanya instalasi lengkap di dalam gedung. Sistem suara bisa mencakup pemutaran musik latar dan sistem pengumuman (public address) yang berfungsi untuk mengisi heningnya ruangan atau memberikan pengumuman penting.
Pada gedung-gedung publik, terdapat juga sistem panggilan mobil. Beberapa perangkat terkait dengan sistem audio, seperti speaker, pengatur volume, mikrofon, dek kaset, dan speaker klakson, umumnya digunakan untuk panggilan mobil.
9. Utilitas transportasi dalam bangunan
Bangunan yang luas atau tinggi memerlukan sarana transportasi yang menjamin kenyamanan selama beraktivitas di dalamnya. Sarana transportasi ini dibedakan berdasarkan arah geraknya, seperti alat angkut bergerak secara vertikal yang dikenal sebagai lift, alat angkut bergerak secara horizontal yang disebut konveyor, dan alat angkut bergerak diagonal yang dikenal sebagai eskalator.
10. Utilitas pembuangan limbah
Sampah merujuk pada limbah yang dihasilkan oleh bangunan, terutama bangunan yang memiliki fungsi khusus seperti pabrik, hotel, restoran, dan supermarket. Sampah ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampah basah seperti sisa makanan dan sampah kering seperti kertas, plastik, dan sejenisnya. Kehadiran sampah ini menuntut keberadaan tempat khusus di dalam bangunan untuk menampungnya sebelum dibuang di luar gedung.
11. Utilitas alat pembersih luar ruangan
Di gedung-gedung tinggi, peralatan diperlukan untuk membersihkan bagian eksterior gedung dari debu yang menempel pada dinding dan kaca. Tujuan dari ini adalah untuk mempertahankan dan merawat warna bangunan.
Peralatan ini mengambil bentuk gondola yang dipasang di dinding setiap lantai gedung bertingkat. Fungsinya adalah sebagai sarana transportasi bagi para pembersih yang akan membersihkan bagian luar gedung. Namun, pada bangunan yang memiliki ketinggian di bawah 4-5 lantai, gondola sebaiknya tidak digunakan; sebagai gantinya, alat lain yang memiliki fungsi serupa bisa dipertimbangkan.
Baca Juga :
- Pengertian Plat Lantai: Fungsi dan Jenisnya Lengkap
- Cara Pasang Hebel Serta Perhitungan Kebutuhan Yang Tepat
- Pengertian Beton: Fungsi, Kelebihan dan Kekuranganya Lengkap
- Pengertian Pondasi Telapak: Fungsi dan Jenisnya Lengkap
Penutup
Dalam rangkuman, pengertian utilitas bangunan adalah aspek fundamental yang mencakup seluruh fungsi dan manfaat dari sebuah bangunan bagi penghuninya.
Utilitas tak hanya berfokus pada estetika, namun lebih pada bagaimana bangunan tersebut dapat memberikan kenyamanan, keamanan, dan keberlanjutan bagi penggunanya.
Sebuah bangunan dengan utilitas yang baik akan mencerminkan integrasi antara desain, fungsi, dan efisiensi.
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memahami dan mengedepankan utilitas bangunan dalam setiap aspek pembangunan agar mendapatkan hasil yang optimal bagi kehidupan sehari-hari.
Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang Pengertian Utilitas Bangunan Berikut Penjelasan Lengkapnya. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.
