Finoo.id – Jenis Alat Ukur Daya Listrik: Pengertian & Cara Kerjanya Lengkap. Power meter atau sering disebut sebagai alat ukur daya adalah sebuah perangkat yang berguna untuk mengukur konsumsi gas, listrik, dan bahkan air.
Keberadaan alat pengukur daya ini dapat membantu penggunanya dalam memantau penggunaan energi dan pada akhirnya mengoptimalkannya. Alat ukur daya memiliki berbagai jenis, salah satunya adalah alat ukur daya listrik.
Dalam konteks jenis-jenis alat ukur daya listrik, terdapat lima kategori berbeda berdasarkan fungsinya, dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut:
Jenis-jenis Alat Listrik
Berbagai ukuran dalam domain listrik dapat diidentifikasi melalui penggunaan perangkat pengukur yang tersedia di pasaran dalam berbagai tipe dan merek. Di bawah ini adalah beberapa jenis alat pengukur yang digunakan untuk mengukur dan menguji komponen-komponen dalam rangkaian listrik, termasuk:
1. Wattmeter
Salah satu alat pengukur daya yang paling dikenal adalah wattmeter. Alat ini memiliki kemampuan untuk mengukur arus dalam arah tunggal maupun dua arah (bolak-balik).
Wattmeter memberikan tampilan visual mengenai jumlah energi listrik yang mengalir ke dalam sirkuit yang sedang diukur, memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi apakah operasi sirkuit berjalan dengan benar atau memerlukan perbaikan.
Pengukuran ini diwakili dalam satuan “watt,” yang merupakan stkalianr internasional untuk mengukur konsumsi atau pemasokan energi listrik. Wattmeter terbagi menjadi dua jenis:
- Jenis analog: Diperlengkapi dengan tiga kumparan internal, ditambah dengan dua kumparan arus statis dan satu kumparan potensial yang bergerak, dilengkapi dengan jarum penunjuk.
- Jenis elektronik atau digital: Operasi jenis ini melibatkan mikroprosesor untuk menentukan nilai arus atau tegangan listrik dalam rangkaian dengan sampel frekuensi ribuan per detik.
Wattmeter termasuk dalam kategori alat pengukur daya yang sensitif, dengan kata lain, hasil pengukurannya akurat. Namun, di sisi lain, alat ini cenderung rentan terhadap kerusakan jika arus listrik yang dialirkan terlalu besar.
Namun, jika menggunakan wattmeter berkualitas baik atau kelas atas (biasanya memiliki fitur saklar koil arus paralel/seri), alat tersebut mampu menahan tegangan yang lebih tinggi tanpa mengalami kerusakan.
2. Amperemeter
Alat pengukur daya listrik ini terbagi menjadi dua jenis, yakni DC (arus searah) dan AC (arus bolak-balik) berdasarkan jenis arusnya. Sementara itu, berdasarkan strukturnya, Amperemeter dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe sebagai berikut:
- Amperemeter kumparan bergerak
- Amperemeter elektrodinamometer
- Amperemeter besi bergerak
- Amperemeter tipe penyearah.
Penggunaan Amperemeter dilakukan dengan menghubungkannya secara seri dalam rangkaian sehingga semua elektron dan arus listrik dapat mengalir melalui Amperemeter dengan lancar.
Rangkaian listrik yang cocok untuk menggunakan Amperemeter adalah model tertutup. Namun, resistansi dalam rangkaian Amperemeter cenderung rendah, yang bisa menyebabkan penurunan tegangan.
Setiap Amperemeter dilengkapi dengan sekering bawaan untuk melindunginya dari arus yang besar. Terdapat dua model Amperemeter, yakni analog dan digital.
Model Amperemeter analog bekerja berdasarkan prinsip jarum penunjuk untuk menampilkan pengukuran, sedangkan model digital menunjukkan nilai pengukuran dalam bentuk angka.
Sebelum menggunakan Amperemeter, penting untuk memutus arus listrik terlebih dahulu. Setelah alat terpasang, barulah arus listrik dapat dihubungkan kembali.
3. Ohm Meter
Ohm Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur resistansi listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Hasil pengukuran ini dinyatakan dalam satuan ohm.
Aliran arus listrik yang diterapkan pada Ohm Meter menghasilkan pengukuran resistansi. Selanjutnya, resistansi tersebut dapat dihitung dengan menggunakan Hukum Ohm melalui rumus V=IR.
Galvanometer, sebuah komponen, menjadi bagian integral dari Ohm Meter, dan alat ini bekerja dengan baterai.
Prinsip kerja Ohm Meter melibatkan penggunaan sebuah jarum dan dua kabel pengujian dengan warna berbeda di setiap ujungnya. Kabel berwarna merah dihubungkan ke terminal positif, sementara kabel berwarna hitam dihubungkan ke terminal negatif.
Ohm Meter dapat diatur dalam rangkaian seri atau paralel, tergantung pada apakah resistansi yang diukur adalah bagian dari resistansi shunt atau rangkaian biasa.
4. Multimeter
Juga dikenal dengan sebutan Avo Meter, perangkat ini merupakan jenis alat pengukur daya listrik lain yang mampu mengukur arus, hambatan, dan tegangan.
Dibandingkan dengan beberapa jenis alat sebelumnya, Multimeter adalah alat yang sangat praktis dalam penggunaannya, memberikan hasil pengukuran dengan cepat, serta mampu mengukur kedua jenis rangkaian listrik, baik DC maupun AC.
Namun, sebelum digunakan, alat ini perlu diatur sesuai kebutuhan pengguna, apakah akan digunakan untuk mengukur hambatan, arus, atau tegangan listrik.
Setelahnya, ujung probe yang berwarna hitam harus dihubungkan ke terminal negatif, sementara ujung probe merah dihubungkan ke terminal positif. Hasil pengukuran akan terlihat pada skala yang ditunjukkan oleh jarum pengukur.
5. Volt Meter
Tegangan listrik yang terdapat antara dua rangkaian listrik dapat diukur menggunakan perangkat pengukur daya yang disebut Volt Meter, yang juga memiliki kemampuan untuk mengukur perbedaan potensial.
Volt Meter dapat diterapkan pada arus searah (DC) maupun arus bolak-balik (AC) dalam rangkaian listrik.
Terdapat juga Volt Meter khusus yang digunakan untuk mengukur tegangan RF (Radio Frequency). Seperti halnya Wattmeter, Volt Meter juga tersedia dalam bentuk digital dan analog.
Volt Meter analog (tradisional) menggunakan galvanometer sensitif (pengukur arus) yang memiliki resistansi internal yang tinggi untuk mencapai rentang tegangan yang dapat ditampilkan.
Sementara Volt Meter digital tidak memerlukan hal tersebut dan dapat langsung menampilkan nilai tegangan dalam bentuk angka.
Alat pengukur ini memiliki batas maksimal untuk pengukuran, sehingga jika digunakan pada tegangan yang melebihi batas ini, alat dapat mengalami kesalahan pengukuran atau bahkan kerusakan.
Setiap perangkat pengukur daya listrik yang disebutkan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta prinsip kerja yang berbeda.
Baca Juga :
- Pengertian Voltmeter: Fungsi Serta Cara Menggunakan & Bacanya
- Pengertian Galvanometer: Fungsi, Bagian dan Cara Kerjanya
- Pengertian Ohmmeter: Fungsi, Jenis dan Cara Menggunakan
- Apa itu ESR Meter: Fungsi Dan Cara Penggunaanya
Penutup
Dalam kesimpulan, memahami jenis alat ukur daya listrik adalah hal yang penting, terutama untuk profesional di bidang teknik elektrikal maupun individu yang ingin mengoptimalkan penggunaan energi di rumah atau industri.
Dari mulai wattmeter, energi meter, hingga alat ukur digital canggih, pilihan alat ukur kian beragam untuk memenuhi kebutuhan spesifik pengguna.
Menggunakan alat yang tepat tidak hanya memungkinkan kita untuk mengukur daya listrik dengan lebih akurat, tetapi juga membantu dalam efisiensi energi dan penghematan biaya.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kita dapat mengharapkan alat ukur yang lebih canggih dengan fitur tambahan yang memudahkan pengukuran dan analisis.
Oleh karena itu, investasi dalam alat ukur daya listrik yang tepat adalah langkah bijak untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang Jenis Alat Ukur Daya Listrik: Pengertian & Cara Kerjanya Lengkap. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.