Pengertian Welding

√ Pengertian Welding: Klasifikasi, Contoh, Teknik dan Fungsinya

Posted on

Finoo.id – √ Pengertian Welding: Klasifikasi, Contoh, Teknik dan Fungsinya. Pengelasan merupakan teknologi penyambungan material yang sering digunakan dalam berbagai keperluan penting, terutama dalam pembangunan infrastruktur. Proses penyambungan menggunakan teknik ini memberikan kemudahan dan fleksibilitas karena beberapa bagian infrastruktur sulit dijangkau.

Terlepas dari beragam metode pengelasan yang tersedia, pengelasan mampu menghasilkan sambungan dengan kualitas yang sangat baik. Selain itu, teknologi ini dapat digunakan untuk menghubungkan logam dan membentuknya menjadi berbagai bentuk dan posisi yang diperlukan.

Pengertian Welding

Sebelum kita melanjutkan, penting untuk memahami apa itu welding. Dalam konteks infrastruktur, seringkali terdapat keterbatasan dalam bentuk geometri yang dapat menyebabkan masalah. Namun, welding adalah solusi yang tepat untuk mengatasi keterbatasan tersebut dengan mudah.

Teknologi welding merupakan inovasi yang membuat pekerjaan menjadi lebih fleksibel dan praktis. Metode yang digunakan dalam welding bergantung pada jenis material yang akan disambungkan. Beberapa menggunakan perekat atau adhesive, sementara yang lain menggunakan teknik penyambungan mekanik (mechanical fastening) atau penyambungan fusi (fusion).

Secara khusus, pada infrastruktur yang menggunakan logam seperti baja atau aluminium, welding adalah metode penyambungan yang paling umum digunakan. Dalam proses welding, sambungan yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik dan memungkinkan untuk menghubungkan logam dalam berbagai bentuk dan posisi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), welding adalah proses atau cara menyambungkan besi dengan membakarnya. Namun, definisi ini tidak menjelaskan secara rinci. Secara teknis, welding adalah proses pengelasan yang menghubungkan logam dengan fase cair logam hingga membeku dan membentuk sambungan yang kuat.

Perbedaan mendasar antara kedua definisi tersebut adalah penggunaan kata “besi” dan “logam.” Pengelasan tidak hanya terbatas pada besi saja, melainkan mencakup berbagai jenis logam. Selain itu, penggunaan kata “membakar” mengindikasikan bahwa welding melibatkan suhu tinggi untuk mencapai titik leleh logam yang akan disambungkan.

Dalam teknik atau proses pengelasan, suhu yang sangat tinggi mutlak diperlukan. Tujuannya adalah agar logam dapat mencapai titik leleh, memfasilitasi proses penyambungan.

Suhu tinggi ini berasal dari berbagai sumber, tergantung pada jenis proses pengelasan yang digunakan. Logam yang telah mencapai titik leleh dan menjadi cair akan bercampur dan kemudian membentuk sambungan pengelasan.

Proses pengelasan ini telah dibagi menjadi beberapa metode yang masih banyak digunakan hingga saat ini. Klasifikasi ini didasarkan pada sumber panas yang digunakan untuk mencairkan logam. Berikut adalah beberapa jenis proses pengelasan:

Baca Juga :   √ Perlengkapan Mesin Bubut: Perkakas, Alat Ukur dan Fungsinya

1. Pengelasan Gas

Untuk jenis pertama, kita memiliki pengelasan gas. Proses ini menggunakan panas yang berasal dari pembakaran gas. Salah satu teknik pengelasan yang umum menggunakan sumber panas ini adalah OFW atau Oxy Fuel Welding. Pada teknik ini, campuran oksigen dengan LPG digunakan sebagai gas pengelasan.

Selain itu, terdapat juga teknik lain yang memanfaatkan sumber panas ini, yaitu OAW atau Oxy Acetylene Welding. Pada OAW, gas digunakan dalam bentuk campuran oksigen dengan karbit, yang juga dikenal sebagai asetilen.

Jenis teknik ini telah ada sejak awal abad 1900-an, menjadikannya salah satu teknik pengelasan tertua yang masih digunakan hingga saat ini. Hal ini terutama karena OAW memiliki biaya relatif lebih murah dan sangat praktis. Meskipun begitu, teknik ini mampu menghasilkan sambungan berkualitas tinggi. Selain pengelasan, nyala api oksigen yang dihasilkan dari asetilen juga dapat digunakan untuk memotong dan menggabungkan logam dalam proses brazing.

2. Pengelasan Busur Listrik

Selanjutnya, terdapat proses pengelasan busur listrik yang sangat umum digunakan dalam industri. Keberhasilan penggunaan proses ini disebabkan oleh kemudahannya, efisiensinya, dan biayanya yang terjangkau, serta konduktivitas yang tinggi yang dapat menghasilkan sambungan berkualitas. Proses ini menghasilkan panas melalui pembentukan busur listrik antara ujung elektroda dan logam yang akan disambungkan.

Pembentukan busur listrik ini menciptakan reaksi arus pendek yang memungkinkan aliran listrik, yang menjadi sumber panas utama dalam teknik ini. Contoh aplikasi dari proses ini meliputi SMAW (Shielded Metal Arc Welding), GMAW (Gas Metal Arc Welding), GTAW (Gas Tungsten Arc Welding), dan berbagai teknik lainnya.

3. Pengelasan Resistansi Listrik

Langkah selanjutnya adalah proses resistansi listrik, yang sering digunakan dalam industri massal. Kenapa? Karena teknik ini memanfaatkan hambatan listrik untuk menciptakan arus pendek yang mampu melelehkan logam yang akan dilas.

Teknik ini umumnya diterapkan dalam spot welding dan seam welding. Proses pengelasan ini sangat efisien dan minim polusi. Meskipun mesin yang digunakan cenderung kompleks, rumit, dan mahal, namun mesin-mesin ini memiliki kemampuan untuk bekerja dengan cepat dan secara berkelanjutan. Tidak heran jika teknik ini banyak digunakan dalam industri produksi massal.

4. Pengelasan Fase Padar

Teknik ini memiliki perbedaan yang mencolok dengan teknik las lainnya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa solid state welding tidak melibatkan pemadatan logam menjadi bentuk cair terlebih dahulu. Proses ini memiliki kesamaan dengan teknik resistansi listrik, namun sepenuhnya mengkalianlkan energi mekanik.

Baca Juga :   √ Perbedaan Gate Valve dan Knife Gate Valve Dalam Sistem Perpipaan

Kunci keberhasilan dalam proses ini adalah pengendalian temperatur, waktu, dan tekanan. Keunggulan utama yang ditawarkan oleh teknik ini adalah absennya daerah pengaruh panas (HAZ), yang menghasilkan sambungan las dengan sifat mekanik yang relatif tidak berubah.

Proses ini dapat diterapkan dalam berbagai teknik, seperti FSW (Friction Stir Welding), CW (Cold Welding), EXW (Explosive Welding), DFW (Diffusion Welding), FRW (Forge Welding), HPW (Hot Pressure Welding), USW (Ultrasonic Welding), ROW (Roll Welding), dan masih banyak teknik lainnya.

5. Pengelasan Termokimia

Terakhir, ada metode termokimia, yang menggunakan reaksi kimia sebagai sumber panas dalam proses pengelasan. Salah satu bentuk pengelasan termokimia adalah pengelasan OAW. Namun, yang lebih umum adalah pengelasan aluminothermic, di mana panas dihasilkan melalui reaksi antara bubuk aluminium dan oksida besi.

Proses ini dianggap sangat praktis karena peralatannya mudah dibawa dan dapat digunakan di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh sumber listrik. Sebagai contoh, pengelasan aluminothermic sering digunakan dalam pengelasan sambungan rel kereta api.

Tahapan Pada Proses Welding

Seperti yang kita ketahui, welding adalah proses pengelasan yang melibatkan peleburan logam hingga membentuk sambungan yang kuat. Terdapat delapan langkah atau tahapan umum yang dapat diikuti dalam proses penggunaan mesin pengelasan. Berikut adalah delapan tahapan yang biasanya dilakukan dalam mesin pengelasan:

Pembersihan Material: Langkah pertama adalah membersihkan material yang akan dilas. Gunakan palu untuk menghilangkan kerak yang mungkin ada pada permukaannya, lalu gunakan sikat baja untuk membersihkannya sepenuhnya. Hal ini penting untuk menghasilkan hasil welding yang optimal.

Penempatan Material: Letakkan logam atau material yang akan dilas di lokasi yang sesuai pada mesin pengelasan, baik itu di atas meja kerja atau di lantai. Pastikan mereka terletak dengan rapat dan, jika diperlukan, gunakan klem untuk memegangnya dengan kokoh.

Persiapan Mesin: Siapkan mesin welding dengan mengatur posisi elektroda sesuai dengan sudut yang dibutuhkan, biasanya sekitar 30, 40, atau bahkan 90 derajat, tergantung pada jenis pengelasan yang dilakukan.

  1. Penyentuhan Elektroda: Selanjutnya, secara perlahan dekatkan ujung elektroda ke material yang akan dilas.
  2. Pemantauan Jarak: Perhatikan jarak antara ujung elektroda dan material. Jarak ini dapat memengaruhi kualitas hasil welding. Jika terlalu dekat, dapat menghasilkan sambungan yang kurang sempurna, sementara jika terlalu jauh, dapat menyebabkan percikan atau semburan api.
  3. Penggunaan Perlengkapan Keselamatan: Pastikan telah menggunakan perlengkapan keselamatan (K3) sebelum memulai proses welding. Kemudian, secara perlahan, gerakkan elektroda sepanjang material atau logam yang akan dilas.
  4. Pengamatan Hasil: Kualitas hasil welding dapat dilihat pada permukaan sambungan. Sambungan yang baik akan memiliki gelombang yang rapat, teratur, dan menutup dengan sempurna, menunjukkan bahwa proses welding berjalan dengan baik.
  5. Pembersihan Akhir: Setelah selesai, bersihkan sambungan dari kerak yang mungkin menutupinya menggunakan palu. Periksa apakah sambungan sudah sesuai dengan yang diinginkan, dan jika belum, kalian dapat mengulangi prosesnya hingga mencapai hasil yang memadai.
Baca Juga :   √ Apa Itu Jack Hammer? Fungsi, Jenis & Perawatanya

Kelebihan dan Kekurangan Proses Welding

Dalam proses ini, tentu saja terdapat kelebihan dan kekurangan tersendiri. Meskipun memiliki banyak keunggulan, tidak dapat dipungkiri bahwa welding juga memiliki beberapa keterbatasan.

Kelebihan dari welding adalah kemampuannya untuk menghasilkan sambungan yang efisien dan dapat digunakan dalam konstruksi dengan suhu tinggi. Selain itu, tidak ada batasan pada ketebalan logam yang dapat dilas, dan kemungkinan terjadinya sambungan yang longgar atau batas mulur (yield) yang rendah sangat minim. Fasilitas produksi welding cenderung lebih ekonomis, produktivitasnya tinggi, dan dapat meningkatkan nilai ekonomis suatu proyek. Sambungan yang dihasilkan juga memiliki geometri yang sederhana dan tahan terhadap air, udara, dan minyak. Selain itu, sambungan yang dihasilkan memiliki berat yang ringan.

Namun, ada beberapa kekurangan dalam welding. Antara lain, mudah terjadi distorsi dan perubahan bentuk pada logam saat dipanaskan. Kerusakan pada sambungan juga sulit dideteksi dan memerlukan inspeksi yang rumit. Terkadang, kualitas logam dalam sambungan dapat lebih rendah dibandingkan dengan logam asalnya.

Itulah gambaran lengkap tentang welding. Seperti yang telah dijelaskan, welding adalah metode pengelasan yang melibatkan peleburan logam hingga membentuk sambungan. Dengan teknik ini, pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan praktis.

Baca Juga :

Penutup

Sebagai penutup artikel finoo.id ini, pengertian welding atau pengelasan bukan hanya sekedar proses penyambungan material, melainkan seni yang memerlukan keahlian, pemahaman mendalam, serta ketelitian.

Dengan berkembangnya teknologi, teknik-teknik welding pun terus mengalami inovasi. Namun, satu hal yang tidak berubah adalah pentingnya memahami dasar-dasar pengelasan untuk menghasilkan sambungan yang kuat dan tahan lama.

Semoga dengan pemahaman yang baik tentang pengertian welding, kita dapat lebih menghargai setiap struktur yang dibuat dengan proses ini dan terus berinovasi untuk masa depan industri konstruksi dan manufaktur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *