Finoo.id – Apa itu Besi Begel? Fungsi dan Cara Menghitung Kebutuhanya. Besi begel, yang juga sering disebut sebagai besi behel, besi cincin, atau sengkang, merupakan bahan konstruksi yang digunakan untuk memperkuat beton. Konstruksi ini lebih dikenal dengan sebutan beton bertulang dalam industri bangunan.
Saat ini, besi begel terbagi menjadi dua jenis utama, yakni besi begel polos dan besi begel ulir. Permukaan besi begel polos memiliki tekstur yang halus dan tidak berulir, sedangkan besi begel ulir memiliki permukaan yang bergerigi melintang atau membentuk rusuk memanjang dengan pola tertentu.
Karena beton bertulang memiliki peran penting dalam konstruksi bangunan, sangatlah penting untuk melakukan perhitungan yang cermat sebelum memulai proses pembangunannya. Selain itu, besi begel juga memiliki peran yang krusial dalam memastikan kekokohan sebuah struktur bangunan, sehingga harus diperhitungkan dengan teliti.
Oleh karena itu, sebelum kalian memulai pembangunan rumah impian kalian, sangatlah penting untuk memahami dengan baik cara menghitung kebutuhan material seperti besi begel. Pada kesempatan ini, kami akan menjelaskan secara detail langkah-langkah menghitung kebutuhan besi begel, baik untuk konstruksi sloof maupun kolom praktis.
Apa itu Begel?
Asal-usul istilah “besi begel” berasal dari bahasa Belkalian, yaitu kata “buegel.” Di Inggris, elemen besi tulangan ini dikenal dengan sebutan “brace,” “clip,” “strap,” atau “stirrups.”
Begel adalah bagian dari struktur yang terbuat dari besi beton, baik polos maupun ulir, yang digunakan sebagai penahan beban geser.
Bentuk besi begel sebenarnya beragam, mulai dari persegi, bentuk U, L, hingga bulat. Namun, yang paling umum digunakan adalah besi begel berbentuk persegi atau persegi panjang.
Selain itu, terdapat beberapa jenis tulangan begel untuk balok, seperti tulangan sengkang vertikal, spiral, dan miring. Adapun ukuran umum untuk besi begel kolom adalah persegi dengan ukuran 90mm x 90mm dan persegi panjang dengan ukuran 90mm x 150mm, 90mm x 250mm, serta 90mm x 300mm.
Fungsi Besi Begel
Sebelum kita menjelaskan cara menghitung kebutuhan besi begel lebih lanjut, perlu dipahami dengan baik fungsi material ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, besi begel memiliki peran yang sangat penting dalam konstruksi bangunan.
Dalam penggunaannya, besi begel biasanya berfungsi sebagai kolom pengikat yang digunakan untuk menahan struktur utama dari besi beton. Selain itu, khususnya dalam bangunan bertingkat, besi begel juga digunakan sebagai elemen struktural untuk kolom, balok, dinding, plat, dan sloof.
Karakteristik Besi Begel
Mengingat pentingnya peran besi begel dalam sebuah bangunan, maka dapat dianggap bahwa besi begel juga dapat menjadi indikator yang kuat untuk menilai kualitas bangunan tersebut. Setiap jenis bahan bangunan memiliki karakteristik yang berbeda, begitu juga dengan besi begel. Berikut adalah beberapa karakteristik besi begel:
- Memiliki kekuatan yang tinggi dalam menahan tekanan.
- Tahan terhadap pengaruh air dan api.
- Struktur besi begel yang bertulang sangat kuat dan mampu mendukung beban bangunan dengan baik.
- Memerlukan sedikit biaya untuk pemeliharaan atau perawatan.
- Usia pakai besi begel relatif panjang jika dibandingkan dengan bahan lain.
- Proses pembuatan besi beton relatif mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus.
Ukuran Besi Begel
Dalam perhitungan kebutuhan besi begel untuk suatu bangunan, prinsipnya hampir serupa dengan perhitungan kebutuhan besi sloof. Pertama-tama, kalian perlu menentukan ukuran, jenis, dan bentuk besi begel yang akan digunakan.
Sebenarnya, besi begel yang tersedia di pasaran memiliki beragam bentuk, tergantung pada kebutuhan pengguna. Namun, di antara banyak pilihan bentuk besi begel, salah satu yang paling umum digunakan dalam konstruksi bangunan adalah besi begel berbentuk persegi atau persegi panjang.
Selain variasi bentuk, ukuran besi begel juga bervariasi. Di pasaran Indonesia, beberapa ukuran yang umum dijual dengan harga stkalianr adalah 90 mm x 90 mm, 90 mm x 150 mm, 90 mm x 250 mm, 90 mm x 300 mm, dan 100 mm x 150 mm.
Cara Menghitung Kebutuhan Besi Begel
Setelah memahami fungsi, karakteristik, dan ukuran besi begel, langkah selanjutnya adalah memahami bagaimana menghitung kebutuhannya. Seperti yang telah diketahui, besi begel digunakan dalam proyek beton bertulang, seperti pada balok sloof dan kolom praktis.
Tentu saja, penggunaan besi begel dalam kedua struktur ini memiliki perbedaan. Untuk itu, mari kita pelajari dengan saksama tata cara menghitung kebutuhan besi begel untuk balok sloof dan kolom praktis di bawah ini.
Besi Begel Pada Balok Sloof
Dari ilustrasi di atas, pada konstruksi balok sloof, digunakan besi tulangan utama berjumlah 4 batang dengan diameter 10 mm. Selain itu, besi begel persegi panjang dengan diameter 8 mm dipasang setiap jarak 200 mm pada balok sloof tersebut.
Karena balok sloof memiliki dimensi 15 cm x 20 cm dengan selimut beton setebal 2.5 cm, maka dibutuhkan besi begel berukuran 10 cm x 15 cm. Untuk perhitungan lebih rinci, berikut adalah langkah-langkah perhitungan kebutuhan besi begel:
- Panjang satu batang besi begel dengan diameter 8 mm: 0.1 m + 0.1 m + 0.15 m + 0.15 m + 0.05 m + 0.05 m = 0.6 m.
- Jumlah besi begel yang dibutuhkan per satu meter panjang balok sloof: 1 m ÷ 0.2 m = 5 buah.
- Total panjang besi dengan diameter 8 mm yang diperlukan: 0.6 m x 5 buah = 3 m.
- Jika panjang satu batang besi adalah 12 m, maka jumlah besi yang diperlukan adalah 3 m ÷ 12 m = 0.25 batang.
- Jadi, total kebutuhan besi begel untuk pekerjaan pada balok sloof adalah sekitar 5 buah atau setara dengan besi dengan diameter 8 mm sepanjang 3 meter.
Besi Begel Pada Kolom Praktis
Langkah selanjutnya adalah menghitung kebutuhan besi begel untuk pekerjaan pada kolom praktis beton bertulang. Pekerjaan pada kolom praktis ini melibatkan 4 batang besi tulangan dengan diameter 10 mm, dan besi begel persegi dengan diameter 8 mm yang dipasang setiap 200 mm.
Dalam hal kolom praktis berukuran 15 cm x 15 cm dengan panjang 3 meter dan selimut beton setebal 2.5 cm, maka dibutuhkan besi beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan kebutuhan besi begel untuk pekerjaan kolom praktis:
- Panjang satu batang besi begel dengan diameter 8 mm: 0.1 m + 0.1 m + 0.1 m + 0.1 m + 0.05 m + 0.05 m = 0.5 m.
- Jumlah besi begel yang dibutuhkan per panjang kolom praktis 3 meter: 3 m ÷ 0.2 m = 15 buah.
- Total panjang besi begel yang dibutuhkan: 0.5 m x 15 buah = 7.5 meter.
- Jika panjang satu batang besi adalah 12 meter, maka jumlah besi yang diperlukan adalah 7.5 meter ÷ 12 meter = 0.625 batang.
- Jadi, total kebutuhan besi begel untuk pekerjaan pada kolom praktis dengan panjang 3 meter adalah sekitar 15 buah atau setara dengan panjang 7.5 meter.
Cara Membuat Begel
Struktur konstruksi yang akan menanggung beban geser melibatkan komponen yang menjulur secara melintang dan secara vertikal dalam struktur tersebut. Oleh karena itu, baik balok maupun kolom dalam sebuah bangunan memerlukan penggunaan begel atau sengkang untuk menahan beban geser tersebut. Penting untuk memastikan bahwa tulangan sengkang ini memiliki kekuatan yang memadai untuk menangani beban geser.
Proses pembuatan tulangan begel harus mematuhi persyaratan dan spesifikasi besi begel seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Misalnya, jarak antara sengkang sebaiknya tidak melebihi 30 cm antara satu dengan yang lain. Di beberapa lokasi tertentu, seperti sepertiga dari panjang bentang struktur, jarak antar begel perlu lebih rapat, sekitar 10 hingga 15 cm. Ini karena pada posisi tersebut, momen puntir yang bekerja pada struktur cukup besar.
Selain itu, besi beton yang digunakan untuk membuat begel atau sengkang harus memiliki diameter tidak kurang dari 6 mm. Saat membuat begel, panjang tulangan penyaluran juga penting diperhatikan karena berfungsi sebagai penghubung antara besi beton dan beton cor. Disarankan agar panjang tulangan penyaluran untuk begel tidak kurang dari 5 cm, sehingga terbentuk komponen konstruksi yang terintegrasi antara besi beton dan beton cor.
Panjang penyaluran begel sebaiknya dibuat dengan sudut 90 derajat atau 135 derajat (terutama untuk struktur tahan gempa). Selain itu, dimensi begel juga harus memperhitungkan tebal selimut beton. Sebagai contoh, jika balok memiliki dimensi 15 cm x 20 cm dan menggunakan selimut beton setebal 1,5 cm, maka ukuran begel yang dibuat akan menjadi 12 cm x 17 cm. Ini karena tebal selimut beton berada pada kedua sisi sengkang, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Baca Juga :
- √ Pengertian Galvalum Pasir: Harga, Kelebihan dan Kekuranganya
- √ Pengertian Bouwplank: Tujuan dan Cara Memasang Bouwplank
- √ Apa Itu Aanstamping? Pengertian, Fungsi dan Cara Pemasanganya
- Pengertian Scaffolding: Fungsi, Manfaat dan Jenis-Jenisnya
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, kita telah membahas tentang apa itu besi begel. Besi begel adalah material konstruksi yang penting dalam pembangunan struktur beton, seperti gedung, jembatan, dan lainnya. Fungsi utamanya adalah untuk memperkuat beton dan memberikan kekuatan tambahan pada struktur tersebut.
Besi begel memiliki berbagai jenis dan ukuran, sesuai dengan kebutuhan proyek konstruksi yang berbeda. Penggunaannya yang tepat sangat penting untuk memastikan keamanan dan kekuatan struktur.
Penting untuk selalu mengikuti stkalianr dan pedoman yang berlaku dalam penggunaan besi begel, serta memastikan bahwa bahan ini digunakan dengan benar dalam setiap proyek konstruksi.
Dengan memahami apa itu besi begel dan menggunakannya dengan bijak, kita dapat memastikan bahwa struktur bangunan yang kita hasilkan akan kokoh, tahan lama, dan aman bagi penggunaannya.
Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang Apa itu Besi Begel? Fungsi dan Cara Menghitung Kebutuhanya. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.