Finoo.id – √ Pengertian Bridge Power Audio Mobil Dan Penjelasan Lengkapnya. Dalam sistem audio mobil yang telah dimodifikasi, pemasangan power amplifier menjadi suatu keharusan. Penggunaan power amplifier dapat meningkatkan kualitas suara dan daya yang dihasilkan oleh perangkat audio. Dalam manajemen saluran pada power amplifier, terdapat istilah “bridging” atau “bridge”. Berikut adalah penjelasannya secara lebih rinci.
Pengertian Bridge Power Audio Mobil
Bridge adalah istilah umum dalam dunia audio mobil, dan bagi mereka yang senang melakukan perbaikan pasti sudah familiar. Bagi yang belum mengetahui apa itu bridging pada power audio mobil, penjelasannya akan segera diberikan di sini.
Bridging merupakan suatu metode yang digunakan oleh para teknisi audio mobil untuk meningkatkan daya pada power mobil sehingga dapat menggerakkan speaker subwoofer secara optimal. Dengan bridging, daya atau tenaga dari sebuah power amplifier dapat meningkat hingga dua kali lipat atau bahkan empat kali lipat, tergantung pada jenis metode bridging yang digunakan.
Bagaimana Bisa Daya Power Amplifier Baku Atau Stkalianrd Bisa Dinaikkan Berkali Lipat?
Cara melakukannya adalah dengan menggabungkan output dari power amplifier tersebut atau dapat juga dilakukan dengan menurunkan impedansi speaker hingga kombinasi dari keduanya. Dalam lingkup audio rakitan, metode ini juga dikenal dengan istilah “bridge,” meskipun sebagian besar lebih mengenal istilah BTL – singkatan dari BRIDGE TRANSFORMER LESS, yang mengindikasikan suatu sistem jembatan yang tidak melibatkan peran trafo pada power amplifier untuk mengalirkan dayanya ke speaker. Meskipun mungkin ada sedikit perbedaan, tetapi pada dasarnya, tujuannya adalah meningkatkan daya dorong tanpa menggunakan trafo dengan cara menggandeng plus podho plus ke speaker.
Metode Bridging Power Audio Mobil
A. Bridge 2 Channel Stereo Menjadi 1 Channel Mono
Pada metode pertama, bridging power audio mobil melibatkan penggabungan output dari 2 channel stereo menjadi 1 output mono untuk mendorong satu speaker subwoofer, yang disebut bridging mono. Ini berarti bahwa dalam kondisi normal, power amplifier 2 channel digunakan untuk dua speaker dengan impedansi 4Ω. Setelah dibridging mono, power tersebut kini hanya digunakan untuk mendorong satu speaker dengan impedansi 2Ω, sehingga daya rms power tersebut menjadi dua kali lipat.
Perlu dicatat bahwa semakin rendah hambatan speaker, daya rms dari power amplifier akan meningkat, tetapi hal ini juga tergantung pada kemampuan power amplifier itu sendiri.
Sebagai contoh: Sebuah power amplifier stereo 2 channel memiliki spesifikasi output 2×100 watt @4Ω, bridge mode 1×400 watt @2Ω. Artinya, jika power tersebut dibridging mono, kalian dapat menggunakan speaker double coil dengan impedansi 2Ω, dan daya output ke speaker menjadi 400 watt.
Apakah perlu bermain pada 2Ω saja? Jawabannya tergantung pada kestabilan power amplifier. Jika memiliki kemampuan untuk beroperasi pada 1Ω atau 4Ω, maka tidak akan ada masalah.
Bagaimana jika power amplifier saya 4 channel? Power amplifier 4 channel, jika dibridging mono, dapat digunakan sebagai 2 channel untuk mendorong dua unit speaker subwoofer. Jadi, jika kalian ingin menggunakan dua unit subwoofer untuk menghasilkan suara audio yang menggelegar, kalian mungkin memerlukan power amplifier 4 channel yang mendukung bridging mono dan fleksibel dalam menangani impedansi speaker, seperti 1, 2, atau 4Ω.
B. Bridge Dengan Menurunkan Impedansi Speaker
Cara kedua bridging ini lebih sederhana, karena hanya perlu mengubah impedansi speaker double coil menjadi lebih rendah. Sebagai contoh, dalam kondisi stkalianr, power menggunakan konfigurasi speaker 4Ω, maka untuk meningkatkan daya, impedansi speaker dapat diturunkan menjadi 2Ω. Sesuai dengan rumus perhitungan daya amplifier, daya rms power juga tergantung pada beban, atau dalam hal ini, impedansi speaker. Semakin rendah impedansi speaker, maka daya rms amplifier akan meningkat.
Dengan metode ini, daya power audio akan meningkat namun tetap mempertahankan kemampuan output yang tetap 2 channel (jika menggunakan power 2 channel).
Catatan: Penurunan impedansi speaker hanya boleh dilakukan jika power memang mendukung atau stabil untuk impedansi speaker tertentu yang diinginkan – seperti dijelaskan dalam buku panduan power, apakah output power stabil untuk impedansi 1Ω, 2Ω, atau 4Ω.
Syarat Bridging Power Audio Mobil
Tidak hanya pernikahan yang memiliki syarat, bridging juga memiliki persyaratannya. Jika kalian tidak mematuhi persyaratan tersebut, maka power kalian bisa rusak hanya dalam beberapa jam atau beberapa lagu saja, bukan pada performa maksimal.
Lalu, apa saja persyaratan tersebut? Persyaratan tersebut telah dijelaskan oleh produsen, jadi kalian harus membaca buku manual yang memberikan petunjuk tentang ketentuan bridging power. Dalam proses bridging power audio mobil, kita tidak boleh sembarangan dalam menghubungkan kabel; harus sesuai antara polaritas plus dan minusnya – itulah persyaratan pertama.
Persyaratan kedua adalah bahwa power harus mendukung impedansi speaker yang aman atau stabil, seperti 1Ω, 2Ω, 4Ω, atau 8Ω. Informasi ini biasanya sudah tercantum di buku petunjuk. Sebagai contoh, jika power kalian tidak mendukung 1Ω atau 2Ω, maka sebaiknya tidak dipaksa untuk menggunakan konfigurasi tersebut karena power dapat mengalami overheating dan akhirnya rusak.
Persyaratan ketiga, sebagai contoh jika daya power kalian adalah 50 watt, setelah dibridging mono pada 2Ω – maka speaker kalian harus memiliki daya minimal 200 watt karena setelah dibridging mono, outputnya sudah mencapai 200 watt.
Bagaimana Cara Konfigurasi Speaker 1Ω, 2Ω, 4Ω Atau 8Ω?
kalian hanya perlu membeli speaker double coil. Jenis speaker double coil ditkaliani dengan keberadaan 2 tab atau terminal kabel, di mana masing-masing tab memiliki impedansi 4Ω. Desain coil ini sengaja dijadikan gkalian untuk memberikan fleksibilitas pada speaker double coil, sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan impedansi speaker yang diinginkan. Untuk mendapatkan impedansi yang diinginkan, panduan instalasi biasanya sudah disertakan dalam kemasan box speaker double coil. Berikut adalah gambar cara instalasi speaker double coil untuk mencapai impedansi yang diinginkan:
Tips Aman Bridge Power Audio Mobil
Kembali perlu dicatat bahwa tidak semua power audio mobil memiliki cara instalasi kabel bridge yang sama. Namun, ketika kalian membeli power baru, buku petunjuk pemasangannya biasanya disertakan. Di dalamnya akan dijelaskan berapa hambatan speaker yang aman, serta bagaimana cara pengkabelannya yang benar.
Penting untuk membaca spesifikasi power atau daya terukur per-channel, sebagai contoh untuk power 4 channel: 4×100 watt @4Ω, 4×200 watt @2Ω, bridge mode 2×400 watt @4Ω. Artinya, dapat dibaca bahwa power kalian mendukung 4 channel output, di mana masing-masing channel mengeluarkan daya sebesar 100 watt pada impedansi speaker 4Ω, dan dapat mengeluarkan daya sebesar 200 watt jika impedansi speaker 2Ω. Jika keempat channel tersebut dibridged, maka akan menjadi 2 channel yang masing-masing outputnya adalah 400 watt saat digunakan pada 4Ω. Jika diketahui bahwa power tersebut memiliki kestabilan pada impedansi tertentu, misalnya 1Ω, 2Ω, atau 4Ω, maka power kalian akan aman jika digunakan pada salah satu dari ketiga impedansi tersebut. Biasanya, power kelas atas bersifat fleksibel seperti itu, sedangkan yang kelas bawah mungkin hanya stabil pada satu impedansi, misalnya hanya stabil pada 2Ω dan tidak aman jika digunakan pada 1Ω.
Contohnya, jika spesifikasi bridge mode power yang direkomendasikan pabrik adalah 1×400 watt @4Ω, maka kalian harus menggunakan speaker 4Ω dan tidak boleh menggunakan yang 2Ω atau bahkan 1Ω, karena power bisa menjadi panas dan bahkan terbakar. Oleh karena itu, penting untuk tidak sembarangan menginstal speaker subwoofer. Ketahui bagaimana cara menginstalasi speaker double coil dengan benar untuk dapat memperoleh impedansi atau hambatan speaker tertentu yang didukung oleh power tersebut.
Selain itu, sesuaikan output power setelah di-bridge dengan kekuatan speaker subwoofer. Sebagai contoh, jika bridge mode adalah 1×400 watt @4Ω, maka speaker subwoofer juga harus mampu mendukung daya maksimal power yaitu 400 watt.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah aki mobil. Ketika sudah di-bridge, power akan semakin besar mengambil arus dari aki. Oleh karena itu, perlu hati-hati agar tidak sampai aki terkuras sehingga mobil tidak dapat di-start. Jika perlu, pertimbangkan untuk mengganti aki dengan yang memiliki ampere yang lebih besar.
Baca Juga :
- √ Panduan Perbaikan Speaker Berbagi Kerusakan Paling Tepat
- √ Cara Membaca Spesifikasi Speaker Agar Tak Salah Pilih
- √ Apa itu Impedansi pada Speaker? Serta Cara Mengukurnya
- √ Cara Memperbaiki Speaker Aktif Suara Bass Pecah Paling Tepat
Penutup
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bridge Power Audio Mobil sangat penting untuk dipahami bagi para penggemar audio mobil yang ingin meningkatkan performa sistem audio mereka.
Bridging merupakan suatu metode yang dapat mengoptimalkan daya output power amplifier untuk mendorong speaker subwoofer dengan lebih efisien.
Meskipun penggunaan bridging dapat memberikan peningkatan daya, perlu diingat bahwa setiap power audio mobil memiliki persyaratan dan batasan tersendiri.
Penting untuk selalu merujuk pada buku petunjuk pemasangan yang disertakan oleh produsen guna memastikan penggunaan bridging yang aman dan sesuai dengan spesifikasi power amplifier.
Dengan memahami konsep dan syarat-syarat yang terkait, pengguna dapat mengoptimalkan kinerja power audio mobil mereka sesuai dengan kebutuhan dan preferensi.
Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi dunia bridging pada power audio mobil dan rasakan perbedaannya dalam pengalaman audio berkendara kalian.
Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang √ Pengertian Bridge Power Audio Mobil Dan Penjelasan Lengkapnya. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.