Finoo.id – √ Apa Itu Deterjen ? Jenis-jenis Beserta Kegunaannya. Apa itu deterjen? Pasti kalian sudah sering menggunakannya, bukan? Untuk memahami deterjen, kita dapat melihat kegunaannya. Fungsinya terkait erat dengan proses mencuci pakaian agar tetap bersih dan harum. Tanpa deterjen, kuman dan bakteri dapat tetap ada di pakaian, membuatnya lebih rentan terhadap bau tidak sedap.
Deterjen sintetis pertama kali dikembangkan selama Perang Dunia I oleh ilmuwan Jerman bernama Fritz Gunther, yang menciptakan surfaktan untuk meningkatkan efektivitas sabun dalam membersihkan pakaian yang kotor oleh lemak dan minyak. Pada tahun 1933, deterjen mulai digunakan secara luas di rumah tangga.
Jika kalian ingin mengetahui lebih lanjut tentang deterjen, termasuk jenis-jenisnya dan bagaimana deterjen digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mari kita eksplorasi lebih lanjut.
Sejarah Singkat Penemuan Detergen
Penggunaan detergen diperkirakan telah dimulai sejak zaman peradaban kuno, khususnya di masyarakat Babilonia sekitar tahun 2800 Sebelum Masehi (SM). Pada masa itu, catatan-catatan pada prasasti mencatat metode pembuatan sabun dari campuran lemak yang direbus dengan abu.
Dokumen medis pada Papirus Ebers yang ditulis sekitar tahun 1500 SM menyebutkan bahwa masyarakat Mesir menggunakan campuran lemak hewani, lemak nabati, dan garam alkali untuk menciptakan bahan yang mirip dengan sabun. Bahan tersebut digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari mencuci hingga merawat penyakit kulit. Perkembangan dalam produksi sabun mulai meningkat pesat pada abad ke-7 di beberapa negara Eropa seperti Spanyol, Italia, dan Prancis.
Negara-negara tersebut menjadi pusat produksi sabun karena memiliki pasokan bahan baku yang melimpah, terutama minyak dari pohon zaitun. Pada tahun 1791, seorang ahli kimia Prancis bernama Nicholas Leblanc mematenkan proses pembuatan abu soda dari campuran abu dan lemak sebagai bahan baku sabun.
Penemuan ini menjadi awal dari proses produksi sabun secara besar-besaran. Bahkan, pembuatan sabun berkembang pesat di Amerika pada tahun 1850. Proses pembuatan sabun mengalami perubahan besar selama Perang Dunia Pertama dan Kedua (PD I dan II) karena berkurangnya pasokan lemak hewani dan nabati. Para ahli kimia kemudian mengembangkan bahan kimia yang mirip dengan sabun dari bahan mentah lain. Hasil sintesis ini menjadi detergen yang kini digunakan di seluruh dunia. Saat ini, perkembangan teknologi telah menghasilkan berbagai jenis detergen dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.
Mengenal Kandungan Detergen
1. Surfaktan
Surfaktan, sebagai komponen utama dalam detergen yang sering kalian gunakan, memiliki peran integral dalam menjalankan tugas pembersihan pakaian. Dalam konteks detergen, surfaktan berfungsi sebagai agen pembasah dan pengemulsi. Fungsi ini memungkinkan detergen untuk efektif mengangkat kotoran dari serat kain dan secara efisien mencegah agar kotoran tersebut tidak menempel kembali selama proses pencucian. Dengan kemampuan ini, surfaktan menjadi kunci dalam menjaga kebersihan pakaian dan memastikan hasil cucian yang optimal.
2. Enzim
Dalam dunia detergen, keberadaan enzim, seperti protease, amilase, dan lipase, memperkaya fungsionalitas detergen. Enzim-protease bekerja mengatasi protein membandel, amilase menangani kotoran berbasis karbohidrat, dan lipase efektif dalam menghilangkan lemak. Pemilihan enzim ini didasarkan pada efektivitasnya dalam mengatasi berbagai jenis kotoran yang menempel pada pakaian. Dengan kehadiran enzim ini, detergen dapat memberikan hasil pencucian yang lebih mendalam dan efisien.
3. Pemutih
Meskipun detergen yang kalian pilih mungkin bukan khusus untuk memutihkan pakaian, kandungan pemutih tetap menjadi bagian penting dalam formulasi detergen. Pemutih dalam detergen memiliki peran gkalian, yaitu menghilangkan noda membandel pada kain dan membunuh bakteri. Keberadaan pemutih ini memberikan aspek higienis tambahan pada pakaian, memastikan bahwa hasil cucian tidak hanya bersih tetapi juga bebas dari mikroorganisme yang mungkin ada pada pakaian.
4. Pengisi atau Filler
Sebagai penunjang utama fungsi detergen, pengisi atau filler menjadi elemen yang melengkapi zat aktif dalam detergen. Salah satu pengisi yang umum digunakan adalah natrium sulfat. Meskipun tidak memiliki efek pembersihan seperti komponen utama, pengisi ini membantu dalam memberikan volume pada detergen dan menyediakan formulasi yang lebih mudah untuk diproduksi dan digunakan. Keberadaan pengisi memastikan konsistensi dan stabilitas dalam penggunaan detergen sehari-hari.
Jenis-jenis Detergen dan Kegunaannya
Penggunaan detergen pada umumnya seragam, meskipun terdapat variasi dalam jenisnya. Jenis detergen tersebut umumnya diklasifikasikan berdasarkan ciri bentuk dan teksturnya. Berikut ini adalah tiga varian detergen yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
1. Detergen Bubuk
Diantara berbagai jenis detergen, detergen bubuk memegang popularitas tinggi, terutama karena sudah dikenal sejak tahun 1930-an. Kandungan alkylbenzene sulfonate dalam detergen bubuk terbukti sangat efektif dalam mengatasi noda lumpur yang menempel pada serat-serat kain. Klasifikasi detergen bubuk sendiri dapat dibagi berdasarkan bentuknya menjadi dua tipe utama:
- Detergen Bubuk Padat: Diproduksi melalui proses pencampuran kering (dry mixing), menghasilkan tekstur yang padat.
- Detergen Bubuk Berongga: Diproduksi melalui proses pengeringan semprot (spray drying), menghasilkan produk dengan volume yang lebih besar dan struktur berongga di bagian dalamnya.
Kelebihan dari detergen bubuk meliputi:
- Umur Simpan Lebih Lama: Terutama jika disimpan dalam kondisi yang kering dan sejuk.
- Harga Terjangkau: Detergen bubuk cenderung lebih ekonomis dibandingkan detergen cair dan kapsul karena pengemasannya yang lebih praktis dan biaya transportasinya yang lebih rendah.
Namun, terdapat juga beberapa kekurangan pada detergen bubuk, antara lain:
- Sulit Larut dalam Air Dingin: Kandungan natrium sulfat dapat membuat detergen bubuk sulit larut sempurna dalam air dingin, meningkatkan risiko residu berupa noda pada kain.
- Tidak Cocok untuk Mesin Cuci: Penggunaan jangka panjang pada mesin cuci tidak disarankan karena dapat menyebabkan sumbatan dan menghambat kinerja mesin cuci.
2. Detergen Cair
Jenis detergen ini sering dikenal dengan sebutan sabun colek di Indonesia. Bentuknya yang khas membuatnya lebih efisien dalam membersihkan bagian tertentu dari kain yang terkena noda. Meskipun dianggap sebagai metode yang mungkin sudah ketinggalan zaman, ternyata masih banyak orang yang memilih menggunakan detergen krim, terutama disebabkan oleh pertimbangan harga dan kepraktisan.
Kelebihan dari detergen krim mencakup:
- Harga yang Terjangkau: Lebih ekonomis dibandingkan dengan detergen bubuk, cair, atau kapsul.
- Multi Fungsi: Selain digunakan untuk mencuci pakaian, detergen krim juga sering dimanfaatkan untuk membersihkan perabot dapur.
Namun, terdapat beberapa kekurangan pada detergen krim:
- Residu pada Kain: Mirip dengan detergen bubuk, detergen krim juga memiliki kecenderungan meninggalkan residu pada kain.
- Tidak Cocok untuk Mesin Cuci: Detergen krim kurang cocok digunakan dalam mesin cuci karena menghasilkan busa yang berlebihan, meningkatkan risiko kerusakan pada mesin cuci, khususnya mesin cuci bukaan depan.
3. Detergen krim
Penggunaan detergen cair di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Pada masa lalu, detergen cair tidak begitu populer karena dianggap mahal dan dianggap tidak memiliki perbedaan yang mencolok dengan detergen bubuk. Namun, saat ini, minat terhadap detergen cair semakin meningkat karena memiliki beragam fungsi dan varian aroma. Bahkan, beberapa detergen cair diformulasikan dengan tambahan pewangi dan pelembut, menjadikan proses pencucian lebih praktis. Komponen utama yang sering ditemukan dalam detergen cair adalah alkohol etoksilat yang sangat efektif dalam membersihkan noda minyak atau lemak.
Kelebihan dari detergen cair melibatkan:
- Penggunaan Langsung: Dapat dioleskan langsung pada bagian kain yang bernoda, meningkatkan efektivitas proses pembersihan.
- Tidak Meninggalkan Residu: Mudah larut dalam air sehingga tidak meninggalkan residu berupa noda pada kain.
- Cocok untuk Kulit Sensitif: Sesuai digunakan oleh orang dengan kulit sensitif karena tidak menimbulkan sensasi panas seperti detergen bubuk.
Namun, terdapat beberapa kekurangan pada detergen cair:
- Harga Lebih Tinggi: Lebih mahal dibandingkan dengan detergen bubuk dan detergen krim karena biaya tambahan untuk proses pengemasan dan pengangkutannya.
- Penyimpanan Hati-Hati: Memerlukan penanganan hati-hati karena rentan tumpah.
- Mungkin Menghambat Kinerja Produk Lain: Dapat menghambat kinerja produk pembersih lain, seperti pemutih, karena tidak dapat tercampur secara merata.
4. Detergen Kapsul
Sejak tahun 2020, masyarakat tanah air mulai mengenal satu jenis detergen baru, yaitu detergen kapsul atau lebih dikenal dengan sebutan laundry pods. Meskipun pada pkalianngan pertama, wujud detergen kapsul tampak mirip dengan detergen bubuk, sebenarnya keduanya memiliki banyak perbedaan. Laundry pods merupakan detergen ultra konsentrat yang dikemas dalam plastik film polyvinyl berukuran kecil. Plastik tersebut memiliki sifat yang mudah larut jika terkena air, memungkinkan detergen tersebut dapat langsung dimasukkan ke dalam air cucian.
Kelebihan dari detergen kapsul melibatkan:
- Konsentrasi Tinggi: Mengandung detergen konsentrat sehingga penggunaannya lebih hemat dibandingkan jenis detergen lainnya.
- Cocok untuk Mesin Cuci: Tidak menghasilkan banyak busa sehingga cocok digunakan pada mesin cuci.
- Kandungan Kimia yang Rendah: Memiliki kandungan bahan kimia yang lebih rendah dibandingkan dengan detergen konvensional (bubuk, krim, atau cair).
- Takaran Mudah: Dikemas dalam ukuran kecil, memudahkan dalam proses pengukuran.
Namun, terdapat beberapa kekurangan pada detergen kapsul:
- Potensi Bahaya bagi Keselamatan: Rentan membahayakan keselamatan anak-anak, hewan peliharaan, atau orang dewasa yang memerlukan pengawasan khusus karena bentuknya yang menarik dan berwarna-warni.
- Harga Lebih Mahal: Lebih mahal dibandingkan dengan detergen konvensional.
- Plastik Pembungkus Sulit Larut: Plastik pembungkus detergen kapsul sulit larut dalam air yang terlalu dingin, membuatnya sulit digunakan untuk mencuci jenis bahan tertentu, seperti wol, sutra, satin, dan pakaian dengan konstruksi bahan ekstra halus (payet dan renda).
- Tidak Cocok dengan Produk Pembersih Lain: Tidak dapat digunakan bersamaan dengan produk pembersih lain karena berisiko merusak bahan.
Tips Memilih Detergen Sesuai Kebutuhan
Setelah mengenal berbagai jenis detergen yang tersedia di pasaran, kalian sekarang memiliki banyak alternatif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kalian. Tetapi, pastikan untuk mengikuti beberapa tips berikut agar kalian dapat memilih detergen yang terbaik dan efektif dalam mendukung proses pencucian:
- Perhatikan Metode Pencucian: Pilih detergen yang sesuai dengan metode pencucian kalian. Jika kalian mencuci dengan tangan, jenis detergen bubuk, krim, atau cair mungkin lebih cocok. Sebaliknya, detergen kapsul ideal digunakan untuk mesin cuci.
- Sesuaikan dengan Jenis Mesin Cuci: Jika kalian menggunakan mesin cuci, pastikan untuk memilih jenis detergen yang sesuai dengan tipe mesin cuci kalian. Ada detergen yang diformulasikan khusus untuk mesin cuci bukaan atas (top loading) dan mesin cuci bukaan depan (front loading). Pemilihan detergen yang tepat dapat mengurangi risiko kerusakan pada mesin cuci.
- Pertimbangkan Fungsi Detergen: Pilih detergen yang sesuai dengan fungsi tertentu. Ada detergen untuk pakaian putih, berwarna, pakaian bayi, atau batik. Beberapa detergen bahkan sudah dilengkapi dengan pewangi dan pelembut. Pemilihan yang teliti akan memberikan hasil pencucian maksimal.
- Faktor Ramah Lingkungan: Pertimbangkan aspek ramah lingkungan saat memilih detergen. Beberapa produk detergen di pasaran sudah diformulasikan dengan bahan-bahan ramah lingkungan. Pastikan untuk memilih yang tidak mengandung surfaktan sebagai salah satu tkalian detergen ramah lingkungan.
- Pilih Kemasan Ekonomis: Bisa jadi lebih baik memilih detergen dalam kemasan besar (untuk jenis bubuk, krim, dan cair) karena detergen sachet dapat meningkatkan jumlah sampah. Untuk detergen cair, pertimbangkan untuk membeli kemasan botol pertama kali dan kemudian beralih ke kemasan isi ulang untuk penggunaan berikutnya. Tutup botol dapat digunakan sebagai alat takar, memungkinkan kalian untuk lebih hemat.
- Minimalkan Busa: Pilih detergen yang tidak menghasilkan banyak busa untuk menjalankan proses pencucian tanpa memerlukan banyak air. Selain hemat air, detergen yang minim busa juga lebih ramah lingkungan.
- Hentikan Penggunaan Jika Terjadi Alergi: Jika kalian atau anggota keluarga mengalami reaksi alergi, segera hentikan penggunaan detergen tertentu. Ini menkaliankan perlunya beralih ke detergen lain yang lebih aman untuk kesehatan.
Baca Juga :
- √ Cara Mencuci Kain Microfiber Paling Tepat Agar Awet
- √ Tips Agar Lantai Dapur Tidak Licin Yang Paling Tepat
- √ Apa Itu Dehumidifier? beserta Fungsi dan Cara Kerjanya
- √ Apa Itu Humidifier? Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Lengkap
Penutup
Dalam mengakhiri artikel finoo.id ini, semoga penjelasan seputar “Apa Itu Deterjen” telah memberikan wawasan yang bermanfaat.
Deterjen, sebagai produk pembersih yang memiliki berbagai jenis dan formulasi, memainkan peran penting dalam menjaga kebersihan pakaian kita sehari-hari.
Dari detergen bubuk, cair, krim, hingga inovasi terkini berupa detergen kapsul, setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pemilihan detergen yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan metode pencucian dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses mencuci pakaian.
Semoga informasi ini membantu kalian membuat pilihan yang cerdas dalam merawat pakaian dan memastikan kebersihan optimal.
Apakah kalian menggunakan detergen klasik atau mengikuti tren terbaru, yang terpenting adalah memilih produk yang tidak hanya membersihkan tetapi juga melindungi kain dan ramah lingkungan. Terima kasih telah membaca dan selamat mencuci!