Apa itu Drainase

√ Apa itu Drainase? Fungsi dan Jenis Hingga Contohnya

Posted on

Finoo.id – √ Apa itu Drainase? Fungsi dan Jenis Hingga Contohnya. Mempunyai rumah di daerah dengan tingkat curah hujan yang tinggi seringkali menimbulkan kekhawatiran karena berpotensi mengalami banjir. Ketika hujan lebat berlangsung dalam waktu yang lama, air dapat mengalami kesulitan mengalir dengan baik dan menyebabkan genangan yang tinggi. Akibatnya, banjir menjadi tak terhindarkan dan rumah bisa terendam.

Tahukah kalian bahwa daerah pemukiman yang sering kali menjadi korban banjir umumnya disebabkan oleh sistem drainase yang kurang baik? Oleh karena itu, perancangan drainase yang bertanggung jawab sebagai saluran air pada titik-titik krusial perlu dilakukan dengan cermat.

Membuat drainase tidak bisa dilakukan sembarangan, karena kesalahan dalam desain dapat berakibat fatal. Sebaliknya, air dapat tidak mengalir, dan hujan ringan pun dapat memicu banjir. Oleh karena itu, sistem drainase harus dipersiapkan dan dirancang dengan tepat selama proses pembangunan rumah atau pemukiman.

Mari pelajari pengertian drainase, fungsi, jenis, dan contohnya untuk mengurangi potensi banjir.

Apa Itu Drainase?

Beberapa ahli memiliki pkalianngan berbeda dalam mengartikan konsep drainase. Menurut Suripin, drainase diartikan sebagai serangkaian struktur air yang bertujuan mengurangi volume air berlebih dari suatu lahan agar pemanfaatan lahan dapat optimal. Di sisi lain, Halim Hasmar menjelaskan drainase sebagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan upaya mengalirkan air berlebihan demi mencapai suatu tujuan tertentu.

Seiring dengan itu, SK Menteri PU No. 233 Tahun 1987 menjelaskan drainase di perkotaan sebagai sistem saluran yang berfungsi mengalirkan air yang melkalian wilayah perkotaan, baik itu akibat hujan maupun luapan sungai di sekitar kawasan perkotaan.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa drainase merupakan jaringan saluran air yang berguna untuk mengalirkan volume air berlebih yang berasal dari hujan atau luapan sungai di daerah perkotaan. Saluran drainase umumnya terpasang pada struktur bangunan seperti rumah atau gedung perkantoran, tetapi juga dapat dipasang di area terbuka seperti taman, lapangan sepak bola, dan jalan raya yang rentan tergenang air saat hujan.

Sejarah drainase dimulai dari kebutuhan manusia untuk memahami lingkungan sekitar tempat tinggal guna memenuhi kebutuhan hidup, seperti mengetahui pola aliran sungai. Awalnya, sungai digunakan sebagai sumber air untuk keperluan rumah tangga, pertanian, perikanan, transportasi, dan kegiatan sosial budaya.

Namun, seiring berjalannya waktu dan peningkatan aktivitas manusia, pengambilan air yang berlebihan menyebabkan dampak negatif, seperti pasokan air berlebihan. Selain itu, limbah dari aktivitas manusia juga dapat merusak kualitas lingkungan hidup. Oleh karena itu, manusia mulai mencari cara untuk mengalirkan air berlebih dan limbah ke sumber air atau lokasi yang tidak berpenghuni.

Drainase pertama kali dikembangkan oleh Bangsa Romawi, yang membangun saluran bawah tanah untuk menampung dan membuang air hujan yang berlebih ke badan air terdekat. Namun, saat itu, saluran drainase belum dirancang dengan baik, sehingga air seringkali terhambat dan membentuk genangan. Seiring perkembangan pemikiran manusia dan teknologi pendukung, ilmu drainase terus berkembang untuk menciptakan sistem drainase yang efektif.

Tujuan Pembuatan Saluran Drainase

Saluran drainase dipasang untuk mengurangi genangan air atau mengurangi volume air di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi atau memiliki kontur tanah yang rawan longsor. Dengan begitu, daerah tersebut dapat terhindar dari efek negatif yang dapat ditimbulkan, seperti banjir atau tanah longsor hingga penyakit.

Baca Juga :   Pengertian Kertas Kalkir: Fungsi, Jenis dan Ukuranya Lengkap

Seperti yang diketahui, genangan air dapat menjadi sarang hewan yang dapat menularkan penyakit, yaitu nyamuk demam berdarah atau bahkan serangga lainnya. Sementara itu, diperlukan waktu lama agar genangan air mengering secara alami, belum lagi jika daerah tersebut sedang mengalami curah hujan tinggi.

Selain itu, drainase juga dipasang untuk mengurangi kerusakan struktur tanah akibat pembangunan infrastruktur. Hal itu terjadi karena air nantinya akan disalurkan ke permukaan air terdekat, seperti sungai atau bahkan laut, untuk mencegah air menggenang di dalam tanah dan mengakibatkan rusaknya keadaan tanah.

Sehingga, kondisi tanah dan infrastruktur lainnya memiliki umur panjang. Risiko banjir pun bisa dicegah, begitu juga risiko tanah amblas akibat berkurangnya sumur resapan air hasil dari hujan atau limbah sisa kegiatan infrastruktur tersebut.

Drainase juga dipasang sebagai upaya konservasi sumber daya air. Air yang sudah disedot dapat ditampung di satu penampungan besar untuk didaur ulang kembali. Nantinya, air tersebut digunakan kembali untuk berbagai fungsi seperti menyiram tanaman hingga membersihkan jalan.

Fungsi Drainase

Walaupun sebelumnya telah diuraikan secara umum mengenai fungsi drainase, sebenarnya pembuatan sistem drainase membawa berbagai manfaat dan fungsi yang lebih mendalam. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut terkait dengan fungsi-fungsi tersebut:

  1. Pembebasan dari Genangan Air, Banjir, dan Erosi:
    Sistem drainase berperan sebagai metode efektif untuk mengatasi genangan air, banjir, dan erosi. Dengan menyediakan jalur khusus untuk aliran air berlebih, drainase mampu melindungi suatu area dari dampak negatif yang dapat diakibatkan oleh penumpukan air berlebih.
  2. Pencegahan Penularan Penyakit:
    Drainase juga memiliki peran penting dalam meminimalisir penularan penyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk. Contohnya, penyakit seperti demam berdarah, malaria, dan disentri dapat dicegah dengan efektif melalui pembuatan sistem drainase yang baik.
  3. Peningkatan Tata Guna Wilayah:
    Sistem drainase tidak hanya mengatasi masalah air, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan tata guna wilayah yang lebih baik dan optimal. Hal ini membantu dalam mengurangi risiko kerusakan pada struktur tanah akibat pembangunan konstruksi seperti gedung, rumah, dan jalan.
  4. Perlindungan Lingkungan:
    Drainase berperan dalam melindungi alam dan lingkungan secara keseluruhan. Ini mencakup pemeliharaan kualitas tanah, air, dan udara. Dengan menyediakan saluran untuk aliran air, sistem drainase membantu mencegah pencemaran lingkungan.
  5. Pemeliharaan Sarana Fisik, Kawasan, dan Pemukiman:
    Adanya sistem drainase membantu memperpanjang umur dari sarana fisik seperti jalan, gedung, dan pemukiman. Dengan mengurangi risiko kerusakan yang disebabkan oleh air berlebih, drainase berkontribusi pada pemeliharaan infrastruktur dan kawasan pemukiman.
  6. Konservasi Sumber Daya Air:
    Drainase juga berperan sebagai metode konservasi sumber daya air. Dengan mengelola aliran air secara efisien, sistem drainase membantu dalam pelestarian sumber daya air yang sangat penting untuk keberlanjutan lingkungan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembangunan sistem drainase pada setiap wilayah bukan hanya sekadar solusi untuk masalah air, tetapi juga merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas alam, lingkungan, dan kesejahteraan manusia, sambil meminimalisir kerusakan alam dan penyebaran penyakit tertentu.

Jenis Sistem Drainase

Untuk mencapai efisiensi dan optimalisasi pengaturan aliran air, tersedia berbagai jenis sistem drainase yang dapat diterapkan. Setiap jenis memiliki karakteristik dan manfaat khususnya, yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan lokal. Berikut adalah penjelasan yang mendetail mengenai beberapa jenis utama dari sistem drainase:

1. Sistem Saluran Terbuka

Pendekatan tradisional dalam manajemen air hujan diterapkan melalui sistem saluran terbuka, yang melibatkan parit, sungai kecil, dan selokan yang terbuka di permukaan tanah. Keunggulan dari jenis drainase ini terletak pada biaya pembangunan yang umumnya lebih terjangkau jika dibandingkan dengan alternatif lainnya. Aliran air yang terlihat dengan jelas juga memudahkan dalam kegiatan pemantauan dan pemeliharaan.

Namun, sistem saluran terbuka tidak luput dari beberapa kekurangan. Salah satu kelemahannya adalah potensi terjadinya pencemaran air, karena air hujan dapat membawa polutan dari permukaan tanah ke dalam saluran tersebut. Selain itu, risiko kecelakaan juga dapat meningkat karena adanya saluran terbuka di tengah kawasan permukiman.

Baca Juga :   Desain Jendela Rumah Minimalis Yang Dapat Dijadikan Inspirasi

2. Sistem Saluran Tertutup

Penggunaan sistem saluran tertutup melibatkan pemanfaatan drainase bawah tanah atau struktural yang dibuat dari bahan tahan air seperti beton atau plastik. Saluran ini dirancang khusus untuk mengalirkan air hujan dengan lebih terkendali, dengan tujuan mengurangi risiko erosi dan pencemaran. Keunggulan utama dari sistem ini melibatkan perlindungan terhadap pencemaran air dan kerusakan fisik, serta peningkatan keindahan lingkungan.

Meskipun demikian, biaya pembangunan dan pemeliharaan dari sistem saluran tertutup cenderung lebih tinggi. Dalam jangka panjang, investasi yang dibutuhkan mungkin lebih besar, namun manfaat yang diperoleh dalam pengendalian air dan perbaikan kondisi lingkungan dapat dianggap sepadan dengan investasi tersebut.

3. Kolam Retensi

Kolam retensi memegang peran sentral dalam sistem drainase yang berkelanjutan. Desain kolam ini ditujukan untuk menampung kelebihan air hujan, sehingga dapat mengurangi tekanan pada saluran utama dan mencegah terjadinya banjir. Air yang terakumulasi di dalam kolam retensi dapat melambatkan aliran air, memberikan waktu untuk proses filtrasi alami, dan mengurangi risiko erosi.

Tidak hanya sebagai pengendali air, kolam retensi juga membawa manfaat ekologis dengan menciptakan habitat baru untuk berbagai jenis flora dan fauna air. Selain itu, kolam retensi juga dapat berfungsi sebagai elemen estetika yang memperindah lingkungan perkotaan.

4. Green Infrastructure

Infrastruktur hijau merupakan suatu pendekatan inovatif dalam manajemen air hujan dengan memanfaatkan elemen alam seperti taman hujan, atap hijau, dan dinding vegetasi. Taman hujan adalah area yang didesain untuk menampung dan meresapkan air hujan melalui tanaman dan media berpori. Sementara itu, atap hijau melibatkan penanaman tanaman di atas bangunan, yang dapat menyerap air dan membantu mengendalikan suhu.

Infrastruktur hijau tidak hanya berperan sebagai sistem drainase, tetapi juga memberikan manfaat dalam hal estetika dan ekologi. Pendekatan ini dapat meningkatkan keberlanjutan lingkungan perkotaan dengan menciptakan ruang hijau, mengurangi polusi, dan mengurangi beban drainase konvensional.

5. Sistem Drainase Permukaan

Sistem penyerapan permukaan melibatkan penggunaan bahan berpori tinggi atau berongga yang mampu menyerap dan meresapkan air hujan ke dalam tanah. Ini mencakup penggunaan material seperti paving block berlubang, kain filtrasi, atau gravel berpori. Air hujan yang diserap oleh permukaan ini akan meresap ke dalam tanah, mengurangi beban drainase dan menyumbang pada pengisian air tanah.

Drainase buatan ini sangat efektif dalam mengurangi genangan air dan mencegah banjir kecil. Selain itu, sistem penyerapan permukaan juga berperan dalam menjaga kualitas air, karena proses filtrasi alami dalam tanah dapat menghilangkan polutan dari air hujan.

6. Sistem Drainase Alami

Sesuai dengan namanya, drainase alami terjadi tanpa intervensi manusia. Contoh yang umumnya ditemui adalah sungai. Sungai atau aliran air lainnya terbentuk melalui proses alami, seperti pengikisan air dalam jangka waktu yang cukup lama, membentuk jalur air pada permukaan tanah. Jalur air yang muncul akibat proses alam ini memiliki kegunaan permanen.

7. Sistem Drainase Single Purpose

Drainase dengan tujuan tunggal merujuk pada sistem drainase yang secara khusus dirancang untuk mengalirkan satu jenis air buangan saja. Sebagai contoh, jika terdapat saluran drainase yang dibangun di suatu wilayah untuk mengatasi air hujan, saluran tersebut tidak diperbolehkan digunakan untuk mengalirkan jenis air buangan lainnya.

8. Sistem Drainase Multi Purpose

Drainase multi purpose adalah sistem drainase yang dirancang untuk menangani beberapa jenis air buangan. Sistem ini dapat digunakan untuk mengalirkan air campuran atau bergantian mengalirkan berbagai jenis air buangan. Sebagai contoh, drainase di suatu pabrik dapat difungsikan untuk menyalurkan limbah pabrik dan air hujan secara bersamaan.

Baca Juga :   √ Apa itu Curtain Wall? Fungsi, Jenis dan Pengaplikasianya

Contoh Drainase yang Baik

Drainase di suatu wilayah dianggap baik ketika air atau limbah dapat mengalir lancar tanpa hambatan, terlihat dari ketiadaan genangan air meski curah hujan tinggi.

Sebuah drainase yang efisien juga seharusnya menggunakan material yang sesuai dengan tujuan pembuatannya. Sebagai contoh, dalam pembuatan gorong-gorong untuk area yang luas dan membutuhkan daya tahan beban tinggi, pemilihan material beton menjadi pilihan karena kekuatannya yang dapat menopang beban area yang nantinya dapat dibangun menjadi area publik atau infrastruktur.

Drainase yang baik tidak hanya berperan dalam mencegah banjir, tetapi juga dapat mencegah erosi tanah dan mengendalikan permukaan air tanah. Selain itu, drainase juga seharusnya dapat melindungi jalan dan bangunan dari kerusakan.

Suatu sistem drainase harus dirancang untuk dapat berfungsi dalam jangka waktu yang lama, mengikuti pertumbuhan masyarakat di sekitarnya, dan bahan bangunan yang digunakan harus sesuai dengan stkalianr.

Selain memprioritaskan fungsi, pembuatan drainase juga seharusnya memperhatikan estetika atau keindahan lingkungan sekitar untuk mendapatkan nilai tambah pada drainase tersebut.

Beberapa masalah yang sering muncul saat pemasangan drainase melibatkan peningkatan populasi penduduk yang berdampak pada peningkatan limbah. Sistem drainase yang tidak dapat mengakomodasi pertumbuhan populasi dapat menyebabkan terhambatnya aliran air limbah yang dapat membahayakan kesehatan.

Tidak terkendalinya pengelolaan limbah yang langsung masuk ke saluran drainase juga dapat menyebabkan pendangkalan lahan saluran drainase, mengganggu fungsi aliran air, dan menyebabkan genangan air di permukaan.

Genangan air ini dapat berpotensi menjadi banjir saat terjadi hujan lebat, karena kemampuan drainase menurun dan volume air yang masuk menjadi terlalu besar untuk diserap.

Faktor alam seperti amblasnya tanah juga dapat memengaruhi kelancaran sistem drainase, terutama jika drainase dipasang di daerah dengan topografi tinggi. Curah hujan tinggi dapat menyebabkan tanah di sekitar drainase amblas, mengganggu sistem drainase.

Minimnya informasi dan koordinasi juga dapat menimbulkan masalah, seperti pemotongan saluran air basah atau penggalian saluran drainase tanpa penggantian yang tepat. Kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah perlu ditingkatkan untuk menghindari efek negatif pada saluran drainase.

Solusi untuk mengatasi masalah ini melibatkan sosialisasi tentang pengolahan limbah dan larangan membuang limbah padat ke dalam drainase. Sanksi dapat diterapkan sebagai tindakan tegas jika terdapat pelanggaran atau kelalaian dalam pengolahan limbah.

Penyaring sampah drainase dapat ditambahkan untuk menghindari pendangkalan akibat sampah besar. Selain itu, perencanaan saluran drainase dapat disusun dengan mempertimbangkan lintasan air untuk menampung air hujan sebelum dialirkan ke badan air.

BACA JUGA :

Penutup

Dalam mengakhiri pembahasan ini, penting untuk merangkum esensi dari apa yang telah dibahas tentang “Apa itu Drainase.”

Drainase merupakan sistem pengelolaan air yang dapat mengurangi risiko banjir, mencegah erosi tanah, dan menjaga kualitas lingkungan.

Dengan memahami jenis-jenis drainase, fungsi, serta tantangan yang mungkin dihadapi, kita dapat merancang sistem yang efektif dan berkelanjutan.

Drainase bukan hanya tentang mengalirkan air, tetapi juga melibatkan perencanaan yang bijak, penggunaan bahan yang tepat, dan integrasi dengan keindahan lingkungan sekitar.

Dengan menjaga keseimbangan antara fungsi, estetika, dan keberlanjutan, kita dapat membangun sistem drainase yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan wilayah tertentu.

Sebagai penutup artikel finoo.id ini, mari bersama-sama terlibat dalam upaya untuk memahami, merencanakan, dan memelihara sistem drainase yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *