Pengertian Impedansi Listrik

Pengertian Impedansi Listrik, Karakteristik & Jenisnya

Posted on

Finoo.id – Pengertian Impedansi Listrik, Karakteristik & Jenisnya. Pernahkah Anda mendengar istilah impedansi sebelumnya? Bagi mereka yang tertarik dengan dunia elektronika dan kelistrikan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan konsep impedansi. Namun, bagi orang awam, mungkin masih banyak yang belum mengerti apa itu sebenarnya impedansi.

Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan menjelaskan secara komprehensif tentang pengertian impedansi, karakteristiknya, jenis-jenisnya, dan memberikan contoh-contoh yang relevan.

Selain itu, kami juga akan membahas cara menghitung impedansi dengan lebih mudah. Jangan lewatkan pembahasan lengkapnya di bawah ini.

Pengertian Impedansi

Secara keseluruhan, impedansi adalah kondisi di mana resistansi listrik terjadi dalam rangkaian yang dilalui oleh arus bolak-balik. Dalam hal ini, cara kerja impedansi memiliki kesamaan dengan resistansi dalam rangkaian arus searah.

Namun, perbedaan utamanya terletak pada cara perhitungannya. Perhitungan impedansi ini lebih kompleks karena melibatkan bagian nyata dan bagian imajiner.

Dalam impedansi rangkaian, bagian nyata terbentuk oleh resistansi listrik. Sementara itu, bagian imajiner terbentuk oleh reaktansi. Reaktansi ini terjadi karena adanya hambatan yang dilewati oleh arus induktif dan kapasitif.

Karakteristik Impedansi

Impedansi juga dikenal sebagai hambatan dalam, di mana nilainya memiliki hubungan terbalik. Artinya, semakin besar hambatan dalam rangkaian, semakin besar tegangan yang diperlukan, dan sebaliknya.

Berikut adalah beberapa karakteristik umum impedansi yang perlu diketahui:

  1. Impedansi tidak hanya berlaku untuk arus bolak-balik, tetapi juga untuk arus searah. Namun, hal ini berlaku jika terdapat impedansi fasa pada rangkaian tersebut.
  2. Tegangan pada impedansi memiliki hubungan dengan arus yang lebih kompleks. Aturannya sering dikaitkan dengan hukum Kirchhoff.
  3. Biasanya, bagian nyata dan imajiner impedansi dinyatakan dalam bentuk binomial.
  4. Simbol untuk impedansi adalah huruf Z, yang umumnya memiliki hubungan terbalik dengan admitansi (A).
Baca Juga :   Pengertian Saklar Listrik, Fungsi, Simbol dan Cara Kerjanya

Jenis – jenis Impedansi

Impedansi dan resistansi adalah istilah yang mengacu pada karakteristik yang menghalangi aliran arus listrik. Perbedaan antara impedansi dan resistansi dapat dijelaskan dengan uraian sederhana berikut ini.

Resistansi merupakan upaya untuk menghambat aliran arus listrik dalam sebuah rangkaian, sedangkan impedansi merupakan ukuran dari hambatan tersebut. Umumnya, impedansi digunakan dalam rangkaian dengan jenis arus bolak-balik.

Selain itu, impedansi memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan resistansi.

Berdasarkan jenisnya, impedansi dapat dibagi menjadi beberapa macam. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai setiap jenis impedansi yang perlu Anda ketahui.

1. Impedansi Akustik

Impedansi akustik adalah nilai resistansi yang terjadi ketika gelombang suara merambat melalui suatu medium. Nilai impedansi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kedalaman medium, tekanan, suhu, dan faktor-faktor lainnya.

2. Impedansi Kapasitif

Impedansi kapasitif terjadi ketika nilai reaktansi kapasitif lebih besar daripada reaktansi induktifnya. Dengan kata lain, ini terjadi ketika bagian imajiner kapasitor mengalami perubahan arus.

3. Impedansi Induktif

Kondisi induktif terjadi ketika nilai reaktansi induktif dalam sebuah rangkaian lebih besar daripada reaktansi kapasitifnya. Dalam hal ini, perubahan arus pada kumparan menghasilkan perubahan hambatan dibandingkan dengan kondisi imajiner. Sehingga, kondisi induktif ini terjadi.

4. Impedansi Resistif

Impedansi resistif terjadi ketika nilai reaktansi dalam rangkaian arus searah berada pada titik nol.

5. Impedansi Ekivalen

Impedansi ekivalen adalah kondisi di mana nilai impedansi dalam suatu rangkaian memiliki jumlah yang setara. Konsep impedansi ekivalen banyak digunakan dalam analisis jaringan elektronik.

Misalnya, pada resistor, baik dalam rangkaian seri maupun paralel, dapat diterapkan rangkaian ekivalen.

Cara Menghitung Rangkaian Impedansi

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung impedansi dalam bentuk rumus impedansi listrik:

Z = √(R² + (XL – XC)²)

Baca Juga :   Pengertian Power Supply, Fungsi, Jenis & Cara Kerjanya

Keterangan:

  • Z = Impedansi
  • R = Resistansi
  • XL = Reaktansi Induktif
  • XC = Reaktansi Kapasitif

Untuk menghitung XL (reaktansi induktif), dapat menggunakan rumus berikut:

  • XL = 2πfL
  • Keterangan:
  • XL = Reaktansi Induktif
  • f = Frekuensi
  • L = Induktansi

Dalam rumus-rumus tersebut, berikut adalah keterangan yang perlu diperhatikan:

  • XL = Reaktansi Induktif
  • Phi = 3,14
  • f = Frekuensi
  • L = Induktor

Sementara itu, untuk menghitung reaktansi kapasitif (XC), Anda dapat menggunakan rumus berikut:

XC = 1/(2 x π x f x C)

Keterangan:

  • XC = Reaktansi Kapasitif
  • Phi = 3,14
  • f = Frekuensi
  • C = Kapasitor

Cara Menghitung Impedansi dalam Rangkaian Seri RLC

Harap diketahui bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi hambatan dalam arus listrik bolak-balik, yaitu resistansi (R) dan reaktansi (X).

Resistansi umumnya terdapat pada komponen resistor, meskipun komponen lain dalam rangkaian juga memiliki sedikit resistansi.

Sementara itu, reaktansi dipengaruhi oleh komponen reaktif seperti induktor dan kapasitor (reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XC)).

Berikut adalah contoh perhitungan impedansi pada rangkaian dengan nilai R, L, dan C.

Rumus Impedansi Listrik:

Z = √(R² + (XL – XC)²)

Contoh Soal:

Diberikan sebuah rangkaian seri RLC yang terdiri dari resistor dengan nilai 15Ω, induktor dengan nilai 0,3H, dan kapasitor dengan nilai 47uF. Rangkaian tersebut dihubungkan secara seri dengan sumber listrik AC 100V 50Hz. Hitunglah impedansi dan arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut.

Diketahui:

  • R = 15Ω
  • L = 0,3H
  • C = 47uF atau 47 x 10-6F

Penyelesaian:

Menghitung Reaktansi Induktif (XL):

  • XL = 2πfL
  • XL = 2 x 3,142 x 50 x 0,3
  • XL = 94,26Ω

Menghitung Reaktansi Kapasitif (XC):

  • XC = 1 / 2πfC
  • XC = 1 / (2 x 3,14 x 50 x (47 x 10-6))
  • XC = 67,72Ω

Menghitung Impedansi Rangkaian RLC:

  • Z = √(R² + (XL – XC)²)
  • Z = √(15² + (94,26 – 67,72)²)
  • Z = √(225 + 26,54²)
  • Z = √(225 + 704)
  • Z = √929
  • Z = 30,48 Ω

Jadi, Impedansi listrik pada rangkaian RLC adalah 30,48 Ω

Menghitung arus listrik yang mengalir pada rangkaian RLC:

  • I = V/Z
  • I = 100V / 30,48 Ω
  • I = 3,28 A

Jadi, arus listrik yang mengalir pada rangkaian RLC adalah 3,28 A

Komponen Reaktif dan Tidak Reaktif

Komponen reaktif adalah komponen yang mengalami perubahan hambatan listriknya saat frekuensi sinyal yang melewatinya berubah.

Baca Juga :   Pengertian Fitting Lampu: Fungsi, Jenis dan Cara Memasangnya

Komponen reaktif terdiri dari kapasitor dan induktor. Kapasitor memiliki impedansi tinggi pada frekuensi rendah dan impedansi rendah pada frekuensi tinggi. Seiring peningkatan frekuensi, impedansi kapasitor akan berkurang.

Sementara itu, induktor memiliki impedansi rendah pada frekuensi rendah dan impedansi yang meningkat seiring peningkatan frekuensi. Ini dikenal sebagai reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif.

Komponen elektronika non-reaktif adalah komponen yang tidak dipengaruhi oleh frekuensi sinyal yang melaluinya. Resistornya tetap memiliki nilai hambatan yang tidak berubah, baik untuk tegangan AC maupun DC.

Sebagai contoh, resistor adalah salah satu contoh komponen elektronika non-reaktif. Nilai hambatannya tetap konstan, tidak terpengaruh oleh frekuensi sinyal yang melewatinya, baik itu sinyal AC atau DC.

Baca Juga :

Penutup

Sebagai penutup, pengertian impedansi listrik memegang peranan yang penting dalam bidang teknik listrik dan elektronik. Impedansi menentukan bagaimana arus listrik merespon terhadap tegangan dalam rangkaian yang berisi elemen-elemen pasif seperti resistor, kapasitor, dan induktor.

Dengan memahami konsep impedansi, kita dapat lebih mengoptimalisasi kinerja rangkaian listrik dan menyesuaikannya dengan berbagai kebutuhan aplikasi.

Semoga dengan pengetahuan tentang impedansi listrik ini, pembaca dapat lebih mendalam memahami dan menerapkannya dalam berbagai situasi, baik itu dalam penelitian, pekerjaan, atau sekadar hobi dalam bidang elektronika.

Perlu diingat, meski tampak kompleks, konsep impedansi ini dapat dipelajari dan dipahami dengan pendekatan yang tepat. Jadi, teruslah belajar dan berinovasi!

Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang Pengertian Impedansi Listrik, Karakteristik & Jenisnya. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *