Finoo.id – Pengertian Sensor, Jenis & Klasifikasinya Yang Tepat. Di era modern seperti sekarang, sensor merupakan perangkat yang paling umum ditemui dalam berbagai elektronik.
Sensor berfungsi sebagai komponen penting dalam perangkat elektronik untuk bekerja secara otomatis.
Keberadaan sensor sangat membantu dalam aktivitas sehari-hari kita. Misalnya, CCTV yang dapat bergerak secara otomatis atau AC yang dapat menyesuaikan suhu, dan masih banyak lagi.
Dalam artikel ini, kami akan membahas pengertian sensor, klasifikasi berdasarkan jenis, dan beberapa jenisnya. Untuk itu, simak pembahasannya di bawah ini.
Pengertian Sensor
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan dalam besaran fisik seperti gaya, tekanan, cahaya, besaran listrik, gerakan, suhu, kelembaban, kecepatan, dan fenomena lingkungan lainnya.
Setelah perubahan tersebut diamati, input yang terdeteksi oleh sensor akan diubah menjadi output yang dapat dimengerti oleh manusia.
Output tersebut dapat disampaikan melalui perangkat sensor itu sendiri atau ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan untuk ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang berguna bagi pengguna.
Sensor ini dapat digolongkan sebagai transduser input, karena mampu mengubah energi fisik seperti tekanan, gerakan, cahaya, suhu, atau energi fisik lainnya menjadi sinyal listrik atau resistansi. Sinyal ini kemudian dikonversi kembali menjadi tegangan atau sinyal listrik.
Klasifikasi Sensor Berdasarkan Jensinya
Sensor yang digunakan pada perangkat elektronik umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Sensor Aktif dan Sensor Pasif
Berikut penjelasan mengenai sensor aktif dan sensor pasif.
Sensor Aktif (Active Sensor)
Sensor aktif adalah jenis sensor yang membutuhkan sumber daya eksternal untuk beroperasi. Sifat fisik sensor aktif bervariasi tergantung pada efek eksternal yang dihasilkannya.
Sensor aktif juga dikenal sebagai sensor pembangkit otomatis (self-generating sensors).
Sensor Pasif (Passive Sensor)
Sensor pasif adalah sensor yang dapat menghasilkan sinyal output tanpa memerlukan pasokan listrik eksternal.
Sebagai contoh, termokopel (thermocouple) menghasilkan tegangan sesuai dengan panas atau suhu yang diterimanya.
2. Sensor Analog dan Sensor Digital
Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis sensor berdasarkan sifat analog dan digital.
Sensor Analog
Sensor analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal output yang kontinu atau berkelanjutan. Sinyal keluaran dari sensor analog ini sebanding dengan pengukuran yang dilakukan.
Beberapa parameter yang diukur secara analog antara lain suhu, tegangan, pergerakan, tekanan, dan lain-lain. Contoh sensor analog meliputi akselerometer, sensor tekanan, sensor kecepatan, sensor cahaya, dan sensor suhu.
Sensor Digital
Sensor digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit. Sinyal digital bersifat tidak kontinu dalam waktu dan dapat direpresentasikan dalam bentuk “bit”.
Sebuah sensor digital umumnya terdiri dari sensor itu sendiri, kabel, dan pemancar. Sinyal yang diukur akan diwakili dalam format digital.
Keluaran digital dapat berupa logika 1 atau logika 0 (ON atau OFF). Sensor digital melakukan konversi sinyal fisik menjadi sinyal digital tanpa menggunakan komponen eksternal.
Kabel digunakan untuk transmisi data dalam jarak yang lebih jauh. Contoh sensor digital meliputi akselerometer, sensor kecepatan digital, sensor tekanan digital, sensor cahaya digital, dan sensor suhu digital.
Jenis-Jenis Sensor
Berikut adalah beberapa jenis sensor berdasarkan penggunaannya:
1. Sensor Suara (Sound Sensor)
Sensor suara adalah sebuah jenis sensor analog yang digunakan untuk mengukur tingkat suara yang diterima. Cara kerjanya adalah sensor suara akan mengubah amplitudo volume menjadi tegangan listrik yang kemudian diperkuat.
Proses ini melibatkan beberapa sirkuit di dalam sensor. Selain itu, sensor ini juga memerlukan penggunaan mikrokontroler dan mikrofon untuk menghasilkan sinyal output dalam bentuk analog.
2. Sensor Cahaya (Light Sensor)
Sensor cahaya adalah sensor analog yang digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya yang jatuh pada perangkat tersebut.
Sensor cahaya dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti fotoresistor, fotosel, dan cadmium sulfida (CdS).
LDR (light-dependent resistor) juga merupakan sensor analog yang dapat menghidupkan atau mematikan perangkat dengan mendeteksi intensitas cahaya. Nilai resistansi pada LDR akan meningkat ketika intensitas cahaya yang diterimanya menurun.
3. Akselerometer (Accelerometer)
Akselerometer adalah sensor yang dapat mendeteksi perubahan kecepatan, posisi, goncangan, getaran, orientasi, dan kemiringan pada perangkatnya. Akselerometer dapat berupa jenis sensor analog atau digital.
Berdasarkan sinyal outputnya, akselerometer menghasilkan tegangan variabel yang sebanding dengan jumlah percepatan yang diterapkan pada sensor tersebut.
Selain itu, sensor ini dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai variasi konfigurasi dan sensitivitasnya.
4. Sensor Tekanan (Pressure Sensor)
Sensor tekanan adalah sebuah sensor yang digunakan untuk mengukur besaran tekanan pada suatu perangkat.
Sensor ini menghasilkan sinyal output berupa sinyal analog yang sebanding dengan besaran tekanan yang diberikan.
Sebagai contoh, terdapat sensor piezoelektrik yang dapat mengukur perubahan tekanan menjadi muatan listrik pada perangkat tersebut.
Selain itu, sifat piezoelektrik yang dapat terbalik juga memungkinkan pemanfaatannya dalam berbagai aplikasi lainnya.
5. Sensor Suhu (Temperature Sensor)
Sensor suhu adalah sebuah sensor yang digunakan untuk mendeteksi suhu atau temperatur di sekitarnya.
Cara kerja sensor suhu ini adalah dengan menerima input suhu atau temperatur dari lingkungannya ke dalam perangkat sensor.
Setelah mendeteksi suhu tersebut, perangkat sensor akan menghasilkan output secara otomatis.
Sebagai contoh, pada AC, perangkat elektronik ini dapat menghasilkan suhu yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitarnya.
6. Sensor Efek Hall (Hall Effect Sensor)
Sensor efek Hall adalah sebuah sensor yang mengubah input magnetik menjadi sinyal listrik.
Sinyal listrik tersebut kemudian diolah untuk menghasilkan output yang sesuai dengan fungsi perangkatnya.
Sensor ini umumnya digunakan untuk mendeteksi kedekatan (proximity), posisi (positioning), kecepatan (speed), arus listrik (current sensing), dan arah pergerakan (directional).
7. Sensor Giroskop (Gyroscope Sensor)
Sensor gyroskop adalah sebuah sensor yang digunakan untuk mendeteksi dan menentukan orientasi dengan bantuan gravitasi bumi.
Terkadang masih ada kebingungan mengenai perbedaan antara sensor gyroskop dan akselerometer.
Perbedaan utamanya adalah sensor gyroskop dapat merasakan rotasi, sedangkan akselerometer tidak dapat melakukannya.
Sensor gyroskop sering digunakan dalam aplikasi seperti smartphone untuk mendeteksi gerakan sesuai dengan gaya gravitasi.
8. Sensor Ultrasonik (Ultrasonic Sensor)
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang digunakan untuk mendeteksi jarak dan kecepatan suatu objek.
Sensor ini bekerja berdasarkan gelombang suara dengan frekuensi yang lebih tinggi daripada suara yang dapat didengar oleh manusia.
Dengan menggunakan gelombang suara tersebut, sensor ini dapat mengukur jarak antara sensor dan objek yang terdeteksi.
Sensor ultrasonik banyak digunakan dalam aplikasi radar atau navigasi untuk mendeteksi keberadaan objek di sekitarnya.
9. Sensor Kelembaban (Humidity Sensor)
Sensor kelembaban adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi tingkat kelembaban di sekitarnya.
Sensor ini menerima tingkat kelembaban yang mengenai perangkat elektronik dan mengolahnya untuk menghasilkan output.
Pengukuran tingkat kelembaban sangat penting untuk menganalisis kondisi lingkungan di suatu area, penyimpanan produk yang sensitif, dan sebagainya. Sensor kelembaban sering digunakan dalam mesin pengering kertas di industri dan aplikasi lainnya.
10. Sel Beban (Load Cell)
Sel beban (load cell) adalah jenis sensor yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda. Input pada sel beban ini adalah gaya atau tekanan, dan outputnya adalah nilai tegangan listrik.
Terdapat beberapa jenis sel beban, di antaranya adalah sel beban balok (beam load cell), sel beban titik tunggal (single point load cell), dan sel beban kompresi (compression load cell).
Baca Juga :
- Pengertian Tespen, Fungsi dan Cara Menggunakanya Yang Tepat
- Pengertian Low Pass Filter, Fungsi dan Konfigurasinya
- Pengertian Flip-Flop, Fungsi dan Cara Kerjanya Secara Lengkap
- Pengertian Seven Segment Display, Prinsip Kerja & Fungsinya
Penutup
Dalam merangkum, pengertian sensor sebagai alat yang mampu mengubah stimulus fisik menjadi sinyal yang dapat dikenali oleh sistem merupakan pondasi dalam memahami mekanisme kerja teknologi modern.
Sensor memainkan peran penting dalam menjembatani dunia fisik dan dunia digital, sehingga memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan berbagai sistem dan perangkat dengan lebih efisien dan efektif.
Pembahasan tentang pengertian sensor ini tidak hanya memberikan kita pemahaman dasar tentang cara kerja banyak teknologi yang kita gunakan setiap hari, tetapi juga menyoroti pentingnya penelitian dan inovasi berkelanjutan dalam bidang ini.
Saat kita melangkah lebih jauh ke era digital, kita akan semakin bergantung pada sensor untuk berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari perangkat ponsel pintar hingga sistem otomasi rumah dan mobil otonom.
Kesimpulannya, dengan mengenal dan memahami pengertian sensor, kita bisa lebih mengapresiasi dan memaksimalkan manfaat teknologi ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
Selain itu, pemahaman ini juga dapat mendorong kita untuk berpartisipasi dalam menciptakan inovasi baru yang memanfaatkan potensi sensor.
Dengan demikian, kita semua bisa berkontribusi dalam memanfaatkan teknologi ini untuk masa depan yang lebih baik dan lebih cerdas.
Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang Pengertian Sensor, Jenis & Klasifikasinya Yang Tepat. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca!